BLITARRAYA.COM — Akankah debat terakhir calon presiden (capres) panas lagi seperti debat capres sebelumnya? Apakah Prabowo akan menjadi bulan-bulanan lagi, di-roasting habisan-habisan oleh dua capres lainnya?
Debat terakhir capres bakal digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu, 4 Februari 2024, di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. Acara yang akan dimulai pukul 19.00 WIB itu bisa disaksikan melalui siaran langsung televisi nasional, kanal YouTube KPU, dan kanal-kanal lain.
Tiga capres akan beradu gagasan di panggung politik tersebut. Mereka adalah Anies Baswedan (capres nomor urut 1), Prabowo Subianto (capres nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (capres nomor urut 3).
Apakan Anies akan menyerang lagi dari awal? Apakah Prabowo akan bertahan (defence) lagi? Apakah Ganjar seperti debat sebelumnya, menyerang tapi di ujung (akhir sesi)?
Analis komunikasi politik Hendri Budi Satrio meyakini semua capres akan all out pada debat tersebut. “Ibarat tinju, ini ronde terakhir, sehingga tiap peserta akan mengeluarkan yang terbaik,” ujarnya.
Sosok yang biasa disapa Hensat tersebut mengatakan hal itu dalam video bertajuk ‘Mahfud MD Mundur Istana Terguncang. Prabowo-Gibran Harus Segera Mundur!’ yang tayang perdana di kanal ‘Abraham Samad Speak Up’ pada Kamis (1 Februari 2024) malam.
Menurut Hensat, suasana debat terakhir capres nanti akan tergantung pada Anies, Prabowo, dan Ganjar sebagai peserta debat. “Tapi kita akan kaget kalau Anies Baswedan tidak melakukan ‘serangan-serangan’ atau Ganjar Pranowo tidak selugas penampilannya pada debat ketiga. Pada debat ketiga, itu juaranya Pak Ganjar,” ujarnya.
Jika pada debat terakhir nanti ada blunder atau hal yang fantastis, Hensat meyakini akan ada momentum luar biasa yang bisa langsung menerbangkan atau menurunkan elektabilitas masing-masing capres.
Meski begitu, aksi yang “dimainkan” pascadebat diperkirakan juga akan menjadi pertimbangan setiap capres dalam “bermain” di panggung debat terakhir nanti, terutama jika dikaitkan dengan tingkat elektabilitas mereka.
Terkait dengan itu, Hensat menyebut ada data survei yang menyatakan kenaikan tingkat elektabilitas Prabowo setelah debat ketiga pada Minggu, 7 Januari 2024. Padahal, dalam debat itu, Prabowo diserang secara bersama-sama oleh capres Anies dan capres Ganjar.
“Menurut survei Burhanuddin Muhtadi, pascadebat ketiga, elektabilitas Prabowo justru naik, karena dia diserang dan setelah itu muncul jurus ter-dzalimi. Ada gerakan, yang saya menyebutnya, gerakan nangis bersama; sehingga rakyat bersimpati,” urai Hensat.
Pascadebat ketiga, Prabowo memang beberapa kali ‘keceplosan’ mengucapkan kata-kata yang dinilai kasar, misalnya ‘ndasmu etik’. Hensat menilai tim Prabowo tampaknya menyadari kelemahan ini sehingga mengantisipasinya dengan ‘drama’.
“Memang, andalan Prabowo adalah kakek gemoy. Tapi, pascadebat, dia sering keceplosan saat bicara di depan pendukungnya: tidak pintar, ndasmu etik. Tapi, di sisi lain, timnya kelihatannya sudah mengetahui tabiat Pak Prabowo. Maka, muncullah tangis bersama itu, yang menurut saya ini adalah drama. Seolah-olah banyak yang menangisi Pak Prabowo atau bersimpati pada Prabowo yang diserang Anies dan Ganjar dalam debat,” urai Hensat.
Banyak orang, boleh jadi, waktu itu tidak menyadari ‘drama’ tersebut. Tapi, “sekarang banyak yang memberikan masukan supaya rakyat tidak terjebak pada permainan drama itu,” tegas Hensat. (mr)