WLINGI, BlitarRaya.com – Ada sekitar 13 pasar tradisional umum di Kabupaten Blitar. Yaitu pasar-pasar besar yang biasanya terletak di ibukota kecamatan. Meski pun Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan, namun tidak semua mempunyai pasar. Hanya beberapa Kecamatan yang berhasil mengembangkan pasar umum.
Ke-13 pasar itu yakni Pasar Wlingi, Pasar Kademangan, Pasar Sutojayan, Pasar Srengat, Pasar Kesamben, Pasar Kanigoro, Pasar Garum, Pasar Talun, Pasar Nglegok, Pasar Ponggok, Pasar Doko, Pasar Binangun, dan Pasar Gandusari.
Ke-13 pasar ini dalam kelolaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar. Tak semuanya aktif. Pasar Gandusari misalnya, pasar yang terletak di depan kantor Kecamatan Gandusari itu relatif sepi, bahkan hampir mati. Masyarakat sekitar lebih suka berbelanja di Pasar Sukosewu.
Dari semua pasar di Kabupaten Blitar itu, kini Pasar Wlingi yang terletak di Desa Babadan, di tengah keramaian Kota Wlingi, merupakan pasar tradisional terbesar dan paling ramai didatangi pembeli dan pedagang di Kabupaten Blitar.
Menurut data di Disperindag Kabupaten Blitar,
Pasar Wlingi saat ini juga merupakan pasar penyumbang retribusi terbesar ke Pemerintah daerah. Pasar tersebut dinilai memiliki tingkat keramaian yang stabil dibandingkan pasar-pasar tradisional lain di Kabupaten Blitar.
“Pasar Wlingi berhasil menjaga loyalitas pembeli dan pedagang, dan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang masih terus hidup dan bergeliat,” ujar Darmadi, Kepala Disperindag Kabupaten Blitar, Senin (16 Desember 2024).
Menurut pantauan dari BlitarRaya, kegiatan perdagangan di Pasar Wlingi terus berlangsung dari pagi hingga malam. Pada pagi lebih banyak pembeli yang datang untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari. Sedang pada malam hari, pasar ini diramaikan dengan transaksi antar pedagang, yaitu dari pedagang pengepul kecil ke pedagang pengepul besar, atau sebaliknya. Dan juga transaksi pedagang dan pembelanja besar.
Sedang Pasar Kesamben, yang dulu merupakan penyumbang retribusi terbesar kedua di Kabupaten Blitar setelah Pasar Wlingi, kini menurun aktivitasnya. Setelah mengalami kebakaran, dan proses pembangunan kembali hingga kini belum selesai. Lokasi penampungan sementara pedagang paska kebakaran, kurang mampu menarik pelangga. Sehingga pasar sepi.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar untuk terus menghidupkan aktivitas perdagangan di pasar tradisional, di antaranya dengan pembangunan ulang pasar, sehingga bisa lebih besar, lebih bersih, dan lebih nyaman bagi pembelanja. Salah satunya di Pasar Nglegok yang kini sedang ditata ulang. (hyu)