KEDIRI, BlitarRaya.com – Sukses jadi tempat penyelenggaraan Sarasehan Petani Tebu Nasional yang dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, General Manager MKSO Kebun Tebu Dhoho, Sri Pratomo, mengaku senang dan bersyukur acara bisa terselenggara dengan lancar.
“Secara acara boleh dibilang sukses, karena yang datang di luar ekspektasi (banyak sekali). Dan semua berjalan lancar,” ujar Sri Pratomo, Rabu (16 Juli 2025).
Acara sarasehan pada Selasa (15 Juli 2025) kemarin itu, digelar di bawah sebuah tenda besar berwarna merah-putih seluas lebih 1 hektar, di tengah-tengah ladang perkebunan tebu MKSO Kebun Dhoho di Desa Jengkol, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Menurut pihak panitia penyelenggara, dihadiri lebih 5.000 petani tebu dari berbagai sentra pertanian dan perkebunan tebu di Indonesia. Padahal, semula panitia hanya menargetkan sekitar 3.500-5.000 peserta saja.
“Ini menunjukkan kekompakan dan antusias petani tebu dalam menyambut dan menyukseskan program swasembada gula yang digelorakan Bapak Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Pesan yang ingin disampaikan pemerintah pun mendapat respon positif dari petani,” ujar Sri Pratomo.
Menurut Sri Pratomo, pihaknya sebagai yang menjadi tempat berlangsungnya sarasehan turut merasa senang, karena para peserta juga merasa puas dan terlayani dengan baik selama acara.

Peserta sarasehan adalah para petani tebu rakyat perwakilan dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa. Di antaranya dari Asembagus, Situbondo yang dikoordinasi oleh Pabrik Gula Asembagus, datang dengan rombongan tiga bus; dari Banjarejo, Magetan, yang dikoordinasi Pabrik Gula Rejosari, yang datang dengan dua bus; dan dari Geneng, Ngawi, yang dikoordinasi Pabrik Gula Geneng Ngawi. Selain itu juga dari luar Jawa, seperti dari Makassar dan Lampung.
Sukidi (60 tahun), dari Desa Geneng, Ngawi, merasa senang bisa hadir dalam sarasehan petani tebu yang baru pertama kali terselenggara ini. “Dulu saya pegawai PG Geneng. Sudah pensiun sejak lima tahun lalu. Sekarang jadi petani tebu. Ya ikut senang bisa hadir di acara ini,” ujarnya.
Dalam sarasehan ini, diadakan dialog interaktif secara langsung antara petani tebu dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta jajarannya, untuk mendengarkan semua permasalahan di sektor pertanian tebu dan industri gula di tanah air. Pada sesi dialog antara menteri dan petani, terkuak masalah ketersediaan pupuk masih menjadi masalah utama produktivitas para petani; sedang pada sektor industri gula keberadaan gula rafinasi yang menjadi permasalahan utama.
Dalam kesempatan temu nasional ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mencanangkan kembali program swasembada gula, yang diharapkan akan bisa tercapai dalam 1 hingga 3 tahun mendatang. Menurut Amran Sulaiman program swasembada gula merupakan salah satu target prioritas dari Presiden Prabowo Subianto. Awalnya ditargetkan program swasembada gula bisa tercapai dalam tiga tahun mendatang, tapi kini diharapkan bisa dipercepat dalam 1 tahun lagi.
“Target kita tiga tahun ke depan, Indonesia sudah bisa swasembada gula. Tidak ada lagi cerita petani tebu susah pupuk, bibit, atau kredit bunga tinggi,” ujar Mentan Amran Sulaiman yang disambut tepuk tangan peserta. Dalam kesempatan ini, Mentan Amran Sulaiman juga secara simbolis menyerahkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani, dan mengumumkan nomor kontaknya sebagai hot line untuk menampung semua permasalahan para petani tebu.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, sebagai penyelenggara sarasehan ini, menegaskan kesiapan perusahaannya dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi gula nasional. “Dari 36 pabrik gula di bawah manajemen SGN saat ini, kami akan terus hadir dan berkolaborasi dengan petani agar sektor ini bisa bangkit bersama,” ujar Mahmudi.
Menurut Mahmudi, kegiatan sarasehan yang dihadiri oleh ribuan petani tebu ini menjadi salah satu bukti nyata dari komitmen pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong ketahanan pangan dan mendukung swasembada gula. PT SGN adalah BUMN di bidang industri gula, dan saat ini melalui 36 pabrik gula yang dinaungi, merupakan produsen gula terbesar di Indonesia.

MKSO Dhoho
Sedang MKSO (Manajemen Kerja Sama Operasional) Kebun Dhoho, Kediri, yang menjadi lokasi sarasehan berlangsung, adalah unit kerja sama operasional antara dua perusahaan pelat merah yaitu PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) dan PTPN 1 (PT Perkebunan Nusantara). PT SGN bergerak dari budidaya kebun tebu hingga pabrik gula, sedangkan PTPN 1 sebagai pemilik aset HGU tebu.
“Mungkin banyak yang belum kenal. MKSO merupakan kantor operasional yang berdiri pada Oktober 2024, di bawah naungan dua perusahaan BUMN, PT SGN dan PTPN. Dibentuk untuk memastikan kelancaran operasional kebun tebu, dan mencapai target produksi tebu yang telah ditetapkan. Mulai dari pemantauan dan pengendalian hama tebu hingga manajemen produksi,” ujar Sri Pratomo, General Manager MKSO Kebun Dhoho.
Saat ini, menurut Sri Pratomo, MKSO Kebun Dhoho mengelola total lahan perkebunan tebu seluas kurang lebih 3.357 hektar tebu giling, dan 1.605 hektar kebun agroforestry. Wilayah kebun tebu Dhoho di 4 kabupaten di Jawa Timur yaitu Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek. Sedang kebun agroforestry di 10 kabupaten.
“Untuk di Kabupaten Blitar, kami mengelola perkebunan tebu di Kecamatan Gandusari, dan Nglegok, dan agroforestry di Sutojayan,” ujar Sri Pratomo.
Menurut Sri Pratomo, kantornya sangat mendukung program swasembada gula yang digagas Mentan Amran. Dengan adanya sarasehan petani tebu di MKSO Kebun Dhoho, dia berharap ke depan petani akan makin semangat dalam budidaya tebu sehingga swasembada gula bisa cepat terwujud. “Dari sarasehan kemarin responnya sangat positif, sehingga kita optimis,” ujar Tomo. (Hyu)