BLITAR, Blitarraya.com — Warga Dusun Jajagan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, mengancam akan kembali memblokir jalan akses menuju pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) yang ada di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun.
Salah satu tokoh warga Jajagan, Baidah Badarudin alias Haji Robet, mengatakan bahwa warga Jajagan telah sepakat untuk kembali memblokir jalan menuju ke pabrik gula PT RMI dengan cara membatasi ukuran truk yang boleh lewat.
“Kita akan larang truk besar lewat. Biar jalan digunakan sesuai kelas jalan yang ada yang seharusnya tidak dilewati truk besar,” ujar Robet kepada Blitarraya.com, Selasa (12/3/2024).
Tekad untuk kembali melakukan aksi protes, kata Robet, dilakukan karena tidak ada ketegasan yang disampaikan oleh pemerintah dan PT RMI terkait kapan pelebaran dan penguatan jalan akan direalisasikan.
Pada Februari lalu, Rabu (21/2/2024), belasan warga Jajagan melarang truk besar yang melintas dari dan menuju pabrik PT RMI dengan cara memblokir separuh badan jalan.
Blokir dibuka setelah warga dijanjikan untuk dipertemukan dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, dan Perhutani.
Namun pada pertemuan yang berlangsung Senin (26/2/2024) malam, warga menganggap pihak PUPR dan lainnya tidak dapat memastikan kapan penguatan jalan di Jajagan dapat direalisasikan.
“Kami hanya menuntut apa yang telah dijanjikan sebelumnya bahwa akan direalisasikan penguatan jalan Jajagan yang jadi akses ke pabrik PT RMI pada 2023. Nyatanya, realisasi hanya dilakukan di ruas Binangun-Ngembul,” tuturnya.
“Bahkan penguatan jalan malah belok ke barat dari pertigaan Ngembul. Kenapa tidak dilanjutkan ke utara sampai Jajagan?” tambah Robet.
Karena itu, lanjut Robet, warga sepakat untuk kembali memblokir truk besar yang melewati jalan Jajagan hingga direalisasikannya penguatan jalan.
Dia menambahkan bahwa warga Jajagan merupakan kelompok warga yang paling awal dan paling getol melakukan protes atas kerusakan jalan akibat dilewati truk-truk besar dengan muatan puluhan ton menuju dan dari pabrik PT RMI.
Kata Robet, aksi protes warga Jajagan telah dilakukan sejak akhir 2020 atau awal 2021 dengan tokoh penggerak selain dirinya adalah Haji Ayik Norbani.
Pabrik gula PT RMI mulai dibangun tahun 2017. Namun sejak mulai beroperasi pada 2019, PT RMI tak pernah surut dari aksi protes warga sekitar atas kerusakan jalan akibat dilalui truk-truk besar dengan beban puluhan ton.
Kerusakan jalan yang terjadi juga membuat kerawanan kecelakaan lalu lintas terutama bagi pengendara sepeda motor.
Di sisi lain, PT RMI didukung oleh investor asing asal Thailand yang juga merupakan raksasa produsen gula dunia, Mitr Phol. Selain itu, pendirian pabrik gula PT RMI juga merupakan bagian dari proyek strategis nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo pada akhir periode pertamanya. (asp)
Terus maju… Jangan mau di bodohin dengan janji jani