Sabtu, 23 November 2024 | 08:08 WIB
27.2 C
Blitar
-- advertisement --spot_img

Mak Rini: Guru TK Harus Bebaskan Anak dari Kecanduan Gadget

BLITAR, Blitarraya.com – Bupati Blitar Rini Syarifah mengemukakan data mencengangkan terkait durasi anak-anak Indonesia sejak usia dini dalam menggunakan gadget atau gawai telepon pintar yang sudah dapat dikatakan sebagai “kecanduan”.

Menurut perempuan yang mengenalkan diri di panggung politik dengan sebutan Mak Rini itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44 persen anak usia dini berusia 0-6 tahun di Indonesia sudah bisa menggunakan telepon pintar (smartphone) dan 24,96 persen mampu mengakses internet.

“Lalu, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), penggunaan gawai di kelompok anak usia 6-12 tahun lebih mencengangkan lagi, yaitu sekitar 98 persen,” ujar perempuan yang tahun 2024 ini menginjak usia 47 tahun tersebut di hadapan ribuan guru TK di Pendopo Pemerintah Kabupaten Blitar, Kanigoro, Sabtu (20 April 2024).

Lebih dari 3 ribu guru TK yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTKI) yang bernaung di bawah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) hadir pada kegiatan Halal Bihalal IGTKI tersebut.

“Rata-rata anak menghabiskan waktu 6 jam 45 menit per hari menggunakan gawai untuk menonton video, main game, menggunakan media sosial,” tambah Mak Rini.

Karena itu, lanjutnya, peran guru secara umum dan lebih khusus guru TK menjadi sangat penting dalam meminimalisasi dampak negatif dari kemajuan teknologi komunikasi terhadap pendidikan anak.

Melihat data durasi anak-anak menghabiskan waktu yang begitu lama dengan gadget, kata Mak Rini, maka guru khususnya guru TK harus berperan aktif dalam upaya membebaskan anak dari kecanduan gadget.

“Bekerja sama dengan orang tua, guru TK harus membebaskan anak dari kecanduan gawai, harus membangun daya tahan anak terhadap perkembangan teknologi yang pesat ini,” tandasnya.

Bupati Blitar Rini Syarifah akrab bersama guru Taman Kanak-kanak dalam sesi foto di sela acara Halal Bihalal bersama IGTKI di Pendopo Kantor Pemkab Blitar, Sabtu (20 April 2024).

Rini menunjukkan adanya program dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang sebaiknya mendapatkan dukungan aktif dari para tenaga pendidik termasuk para guru TK di Kabupaten Blitar, yakni program Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa, dan lainnya.

Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kata Rini, lembaga pendidikan diharapkan menambah waktu belajar anak di luar jam pelajaran dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang tepat.

Dengan menyitir visi IGTKI, Rini menilai upaya dan perjuangan para guru TK meminimalisasi kecanduan anak pada gadget sangat relevan dengan visi organisasi tersebut.

“Ini sejalan dengan visi IGTKI, yakni terwujudnya organisasi profesi yang dinamis, profesional dan bermartabat dengan anggota yang berakhlak mulia dalam keragaman agama, budaya serta berwawasan global,” ungkapnya.

Ditemui usai acara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Adi Andaka mengatakan bahwa terdapat lebih dari 3.000 guru TK yang mengajar di 373 kelompok bermain dan 777 TK yang tersebar di wilayah Kabupaten Blitar.

Dari 3.000 lebih guru TK tersebut, kata Adi, hanya sekitar 8 persen atau sekitar 240 yang berstatus pegawai negeri. Sisanya adalah dari guru TK honorer bersertifikasi dan non sertifikasi.

“Sejauh ini Pemerintah Kabupaten sudah mengalokasikan sejumlah dana untuk diberikan sebagai insentif bulanan bagi para guru TK dengan prioritas kepada mereka yang honorer dan belum bersertifikasi,” tuturnya. (adv/asp)

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan