KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menggelar serangkaian acara Halal Bi Halal dan Bedah Buku “The Character Building Sebuah Tinjauan Berbagai Aspek”, sebuah bunga rampai tulisan dari sebelas dosen di lingkungan FAI-UNU Blitar, Selasa (30 April 2024).
Kegiatan berlangsung di lantai 3, Kampus I UNU Blitar, yang berlokasi di Jalan Masjid Nomor 22, Kota Blitar.
Dalam sambutannya, dekan FAI UNU Blitar, Dr. Arif Muzayin Shofwan, M. Pd., mengatakan bahwa kegiatan bedah buku tersebut digelar sebagai bagian dari upaya untuk menumbuhkan minat kepenulisan di kalangan dosen dan mahasiswa.
“Kepenulisan, menurut saya, merupakan salah satu aspek penting tradisi keilmuan yang harus terus dikembangkan di lingkungan akademik seperti kampus. Dengan menulis kita akan terbiasa berpikir jujur, runtut, dan logis,” terangnya.
Mochammad Arifin, M. H., salah satu penulis yang me-review buku tersebut, mengatakan bahwa character building dalam berbagai aspek kehidupan keislaman perlu dikonstruksi sedemikian rupa, agar agama Islam tidak ketinggalan zaman.
Selain bedah buku, ada tiga rangkaian acara selanjutnya, yaitu sosialisasi penulisan artikel jurnal di lingkungan Fakultas Agama Islam, launching Pusat Studi Media Komunikasi dan Budaya (PUSKOMDA), serta pengenalan Jurnalisme.
Dalam sosialisasi penulisan artikel jurnal, Hengki Hendra Pradana, M.Psi menyatakan bahwa Fakultas Agama Islam telah memiliki tujuh jurnal, antara lain: Sinda, Psycho Aksara, Bocil, Mekomda, Fakta, Al-Iklil, dan Espas.
“Saya berharap semua dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Agama Islam ikut berkontribusi dalam penulisan artikel di tujuh jurnal tersebut”, ujar Hengki selaku koordinator pengembangan jurnal FAI.
Sementara itu, launching PUSKOMDA dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Dr. Arif Muzayin Shofwan, M. Pd., selaku Dekan FAI. Potongan tumpeng kemudian diserahkan kepada Moh. Mirwan Hariri, M. I. Kom. selaku pembina PUSKOMDA.
Rangkaian kegiatan terakhir berupa pengenalan jurnalisme oleh Pemimpin Umum BlitarRaya.com, Asip A. Hasani, yang memberikan pemaparan singkat tentang dinamika pers nasional dulu hingga kini di era lompatan perkembangan platform media digital.
Asip menggambarkan disrupsi digital sebagai masa yang hampir sama beratnya dengan era otoritarianisme Orde Baru yang membungkam pers dan kebebasan masyarakat sipil untuk bersuara.
“Tapi ini menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis dan perusahaan pers, bagaimana menyiasati gempuran berbagai platform media sosial,” ungkap Asip sembari mempertanyakan apakah pers nasional masih mungkin mendapatkan dukungan dari masyarakat. (ams)
