KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Birokrat senior dari lingkungan Pemerintah Kota Blitar, Suharyono, mengembalikan formulir pendaftaran diri sebagai bakal calon wali kota (bacawali) ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Jalan Wahidin, Kepanjenlor, Jumat (10 Mei 2024).
“Saya mencalonkan diri untuk AG1,” ujar Suharyono merujuk kursi Wali Kota Blitar sebagai “AG1”.
Pria berusia 58 tahun yang kini menjabat sebagai Asisten II Wali Kota Blitar itu tiba di Kantor PDI-P sekitar pukul 9.30 WIB dengan diantar puluhan relawan pendukung dengan mengendarai sepeda motor.
Terkait posisinya di Pemerintah Kota Blitar, Suharyono mengaku telah meminta izin kepada Wali Kota Blitar Santoso secara lisan sebelum memutuskan untuk mendaftarkan diri pada bursa bacawali.
Dia juga menyatakan siap untuk mengundurkan diri dari jabatan dan kedinasannya korps pegawai negeri sipil (PNS) jika mendapatkan rekomendasi dari PDI-P.
“Seusai aturan yang ada ketika mendapatkan rekom nanti dan mendaftar di KPU, Agustus nanti. Agustus nanti masa kedinasan saya kurang satu tahun,” ujarnya tentang kesiapan untuk mundur dari jabatan.
Didukung wong cilik
Lebih jauh, pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Blitar itu mengklaim bahwa masyarakat lapis bawah yang ia sebut sebagai wong cilik merupakan kelompok masyarakat yang mendorong dirinya untuk berkompetisi memperebutkan kursi wali Kota Blitar.
“Ini yang belum banyak yang tahu. Saya mencalonkan diri itu bukan didorong teman-teman di birokrasi tapi mereka yang mengantar saya hari ini,” ujar Suharyono.
“Ada petani, seniman, tukang batu. Mereka bukan pendukung PDI-P semuanya. Kenapa kok saya didorong ke PDI-P. Karena platform PDI-P yang memang disukai masyarakat,” tambahnya.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat Kota Blitar itu lantas mengatakan bahwa PDI-P memiliki platform yang kuat, yakni menyejahterakan wong cilik.
Karena itu, lanjutnya, dalam pencalonannya sebagai bacawali melalui PDI-P, dirinya mengusung visi-misi yang sejalan dengan ideologi partai yang telah dia adopsi ke slogan dalam Bahasa Jawa, Aji Nglampahi Tri Sakti Hanggayuh Mukti.
Slogan tersebut, ujarnya, sejalan dengan semboyan Tri Sakti yang diusung Presiden Soekarno (Bung Karno) yakni Kedaulatan Politik, Kemandirian Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
“Kita sasar kemandirian ekonomi, karena dengan kemandirian di bidang ekonomi insyaaallah kedaulatan politik dan kebudayaan tercapai,” tuturnya.
Ditanya program konkret bidang ekonomi, Suharyono menyebut pentingnya memperkuat ekonomi kerakyatan dengan pemerintah memberi dukungan nyata pada usaha skala kecil dan menengah (UMKM).
Tentang peluang mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, ia menilai dirinya memiliki peluang yang sama dengan figur lain yang telah mendaftar.
Dengan bermodal pengalaman panjangnya di bidang administrasi pemerintahan serta sejumlah prestasi yang dia raih, ia mengaku optimistis.
“Saya kira semua sama. Tergantung data yang kita masukkan tadi, prestasi dan lain sebagainya yang masuk indikator penilaian. Monggo kami serahkan ke DPP, bener nggak (datanya) di bawah,” pungkasnya.
Suharyono menjadi figur kedua yang telah mengembalikan formulir pendaftaran bacawali ke Kantor DPC PDI-P setelah pada Kamis (9 Mei 2024) Bambang Rianto alias Bambang Kawit lebih dulu menyerahkan formulir.
Hingga penutupan masa pengambilan formulir penjaringan bacawali oleh DPC PDI-P Kota Blitar pada 7 Mei lalu, sebanyak 9 figur telah mengambil formulir termasuk Suharyono dan Bambang Kawit.
Tujuh orang lainnya adalah Wali Kota Santoso, Yudi Meira, Trianto (Trijanto), Dedik Hendarwanto, Sugeng Praptono, Tobroni, dan Himawan Probo.
Wakil Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDI-P Kota Blitar Sukardji sebelumnya mengatakan bahwa DPP PDI-P akan memutuskan kepada siapa rekomendasi partai diberikan di periode antara Juni – Juli. (asp)