KANIGORO, BlitarRaya.com – Pengacara senior Supriarno menyerahkan formulir pendaftaran diri sebagai bakal calon bupati Blitar ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan iringan tarian tiga penari reog, Selasa (14 Mei 2024).
Pria asal Blitar Selatan yang mulai dikenal luas publik ketika mendampingi sosok kontroversial Samsudin alias Gus Samsudin Jadab itu berjalan kaki sekitar 100 meter dari Kantor DPC PDI-P Kabupaten Blitar di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro.
Dengan kawalan mobil polisi di bagian paling depan, Supriarno berjalan bersama puluhan relawan pendukung yang berada di belakang tiga penari reog sembari menyapa beberapa warga yang sempat tertarik untuk menyaksikan iring-iringan puluhan orang itu.
Di kantor partai berlambang banteng moncong putih, Ketua DPC PDI-P Kabupaten Blitar Rijanto menyambut Supriarno yang didampingi oleh aktivis LSM Blitar M Trijanto.
Usai proses administrasi penyerahan formulir, Supriarno mengungkapkan keseriusannya mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Blitar melalui PDI-P.
“Saya ini kader tulen PDI Perjuangan. Saya simpatisan partai sejak 1997 dan mendapatkan KTA (kartu tanda anggota) tahun 2000. Alhamdulillah sampai sekarang,” ujarnya kepada wartawan.
Dukungan Grup Mayangkara
Ditanya tentang keberadaan Grup Mayangkara pada banner yang dibawa oleh iring-iringan relawan pendukung, Supriarno menegaskan bahwa dirinya memang mendapat dukungan dari kelompok usaha yang berbasis di Blitar itu.
“Saya anak ideologis-nya Mayangkara Grup. Bopo Rijanto sudah mengklarifikasi, verifikasi ke Abah Hariyanto Mayangara Grup, memastikan apakah saya berasal dari Mayangkara Grup,” ujarnya tanpa menjelaskan maksud “anak ideologis” dari sebuah kelompok usaha.
Grup Mayangkara merupakan kelompok usaha yang mengoperasikan sejumlah usaha hilir migas termasuk sejumlah SPBU dan pangkalan distributor gas LPG. Grup Mayangkara yang didirikan oleh Hariyanto juga mengoperasikan usaha di bidang media massa khususnya media penyiaran radio Mayangkara FM dan Patria FM.
“Saya direstui Abah Hariyanto, dan saya hanya mendaftar melalui PDI Perjuangan,” tambahnya.
Dukungan Bannyak Elemen Masyarakat
Pengacara berusia 53 tahun itu juga mengklaim bahwa dirinya mendapatkan dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat di berbagai pelosok Kabupaten Blitar.
Supriarno juga mengaku mendapatkan dukungan untuk memperebutkan rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju ke pemilihan bupati Blitar 2024 dari 22 pimpinan anak cabang (PAC) PDI-P.
“Alhamdulillah saya juga didukung oleh teman-teman pergerakan. Ini enerji tersendiri karena saya juga dari pergerakan,” ujar Supriarno merujuk pada aktivis “LSM” yang turut mendampingi dirinya.
Supriarno dikenal luas publik ketika disorot media saat terjadi perseteruan antara Samsudin alias Gus Samsudin Jadab dan YooTuber Marcel Radhival alias Pesulap Merah pada akhir 2022.
Ketika Pesulap Merah mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, dengan maksud menantang kebenaran kesaktian Gus Samsudin, Supriarno-lah yang menghadapi dan berdebat dengan Pesulap Merah di dekat pintu gerbang padepokan.
Supriarno juga mendampingi Gus Samsudin saat ratusan warga mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati guna menuntut penutupan praktik pengobatan yang dilakukan Samsudin. Padepokan milik Samsudin itu telah berubah menjadi Pondok Pesantren Nuswantoro.
Kini Samsudin berada di bawah tahanan Kejaksaan Negeri Blitar karena terjerat kasus “video tukar pasangan” yang diunggah di platform media sosial YouTube.
Selain itu, Supriarno juga pernah mengawal tuntutan redistribusi lahan yang diajukan oleh sejumlah kelompok warga di Blitar Selatan. (asp)
Pantau di sini: Dinamika Pilkada Blitar Raya 2024
Pilkada Serentak 27 November 2024