WLINGI, BlitarRaya.com – Populasi hewan kurban di wilayah Kabupaten Blitar tahun ini berada di angka yang sangat jauh di atas proyeksi kebutuhan warga Kabupaten Blitar sendiri.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin, mengatakan bahwa di Kabupaten Blitar populasi sapi potong sekitar 146.000 ekor, sapi perah 20.000 ekor, kambing 180 ekor, dan domba lebih dari 7.600 ekor.
“Jumlah ini jauh di atas proyeksi kebutuhan hewan kurban warga Kabupaten Blitar. Berkaca pada hari raya kurban tahun 2023, ada 1.800 ekor sapi dan 18.000 kambing-domba yang dipotong,” ujar Nanang kepada wartawan di sela pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Terpadu Wlingi, Selasa (4 Juni 2024).
Dia memperkirakan jumlah hewan kurban, baik sapi, kambing dan domba, yang dibutuhkan warga Kabupaten Blitar untuk dipotong pada Hari Raya Idul Adha 2024 ini akan naik sedikit dibandingkan tahun 2023.
Karena itu, lanjut Nanang, Kabupaten Blitar tidak akan kekurangan stok hewan kurban. Sebaliknya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya peternak Kabupaten Blitar justru menjadi pemasok kebutuhan hewan kurban untuk daerah lain termasuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Tak ditemukan hewan berpenyakit
Sementara itu, pemantauan hewan kurban di Pasar Hewan Terpadu Wlingi yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar tidak menemukan adanya hewan kurban, khususnya sapi, yang menunjukkan tanda-tanda terjangkit penyakit.
Nanang mengatakan bahwa sapi, kambing dan domba yang diperdagangkan berada dalam kondisi yang sehat dan layak untuk dijadikan hewan kurban.
“Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), yang banyak menjangkiti sapi pada 2022, tidak lagi terlihat pada sapi-sapi yang diperdagangkan di sini,” ujarnya.
Begitu juga dengan penyakit lumpy skin disease (LSD) yang juga pernah mewabah, lanjutnya, tidak terlihat menjangkiti sapi yang diperdagangkan.
“Kewaspadaan lainnya adalah penyakit antraks yang berbahaya. Sampai saat ini status antraks di Kabupaten Blitar nihil. Namun, kami harus mewaspadai sapi yang masuk dari luar khususnya dari wilayah yang baru-baru ini ditemukan kasus seperti Wonogiri dan Gunung Kidul,” tuturnya. (asp)