KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Muharram “Kelik” Sulistiono mengklaim mendapatkan dukungan dari sejumlah kiai “sepuh” Nahdlatul Ulama (NU) dalam pencalonannya untuk maju pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar 2024.
“Saya sendiri kader NU. Saya santrinya ‘poro’ kiai. (Pencalonan) ini adalah atas dukungan tokoh-tokoh masyarakat terutama dari ‘nahdliyin’,” ujar warga Wlingi yang telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Blitar 2024-2029 melalui PDI-P itu dalam perbincangan dengan sejumlah wartawan di Kota Blitar, Sabtu (8 Juni 2024).
Kelik mengaku mendapatkan amanah dari sejumah tokoh NU Kabupaten Blitar untuk maju pada Pilbup Blitar 2024 dengan harapan melakukan perubahan untuk Kabupaten Blitar menjadi lebih baik.
“PDI Perjuangan sulit bisa menang di Pilkada Kabupaten Blitar tanpa dukungan dari ormas keagamaan khususnya NU,” ungkap Ketua Komisi I Dewan Perwakian Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar yang juga dipercaya memimpin Gerakan Pramuka NU Kabupaten Blitar itu.
Dukungan dari sejumlah kiai sepuh NU, kata dia, berawal dari kekecewaan terhadap Bupati Blitar periode 2020-2024 Rini Syarifah yang dinilai tidak banyak membawa kemajuan bagi Kabupaten Blitar.
Keresahan di kalangan warga nahdliyin Kabupaten Blitar itu, lanjut Kelik, telah mendorong mereka untuk menemui dirinya dan memintanya untuk maju ke Pilbup Blitar 2024.
“Sebagai seorang santri saya siap menjalankan amanah ini,” tutur pria yang telah menjadi kader PDI-P sejak lebih dari 30 tahun itu.
Setelah melakukan komunikasi di internal partai, Kelik akhirnya memutuskan untuk mengambil formulir pendaftaran pada masa penjaringan bakal calon kepala daerah Kabupaten Blitar ke Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kabupaten Blitar pada 3 Mei 2024 lalu. Dia mengembalikan formulir pada 14 Mei 2024.
Ditanya visinya memajukan Kabupaten Blitar, Kelik menegaskan bahwa sebenarnya Kabupaten Blitar memiliki potensi kekayaan yang sangat besar meskipun nilai pendapatan asli daerah (PAD) sangat rendah.
Dia mencontohkan potensi wisata alam dan kepurbakalaan yang tidak dimiliki daerah lain di Jawa Timur yang belum pernah digarap dengan optimal. Kelik juga menunjuk tambang pasir yang tidak memberikan kontribusi pada pendapatan daerah meskipun peluang itu ada.
Menurut Kelik, untuk menggali potensi Kabupaten Blitar dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki strategi tepat dalam menentukan skala prioritas pembangunan.
“Bukan kepala daerah yang semangatnya hanya bagi-bagi rata kue APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah),” tutur anggota DPRD Kabupaten Blitar 3 periode itu.
“Kami juga membawa misi memajukan Kabupaten Blitar, kemajuan yang berkeadilan. Kesenjangan sosial harus menjadi salah satu prioritas yang harus kami tangani,” tambahnya.
Kelik mengaku optimistis akan dipercaya memegang rekomendasi dari PDI-P untuk maju sebagai calon Bupati Blitar periode 2024-2029 meskipun disadari penuh keputusan akhir ada pada Ketua Umum PDI-P.
“Kita ingin menunjukkan sebagai kader partai mampu menjadi petugas partai membangun Kabupaten Blitar lebih baik. Tapi semuanya adalah kewenangan Ibu Ketum. Siapa pun yang mendapatkan rekom kami tegak lurus mendukung,” tegasnya. (asp)