BlitarRaya.com – Hari ini, Sabtu, 15 Juni 2024 M atau 9 Dzulhijjah 1445 H, jemaah haji dari berbagai negara melaksanakan wukuf di Arafah. Beragam ritual mereka lakukan di sana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, misalnya bershalawat, berdzikir, dan bermunajat.
Prof Aswadi Syuhada, guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya yang juga Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi Daker Madinah, menyebut prosesi ini sangat sakral sehingga disebut sebagai inti haji.
“Sebab, al-hajju Arafah, haji itu Arafah,” kata Aswadi sebagaimana dilansir situs web resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Wukuf di Arafah dimulai setelah jemaah mengikuti khutbah wukuf dan melaksanakan shalat Dhuhur yang dijamak taqdim dengan shalat Ashar saat matahari tergelincir hingga menjelang terbenam.
Menurut Aswadi, terdapat beberapa makna penting dalam wukuf di Arafah.
Pertama, wukuf merupakan simbol kebulatan tekad manusia untuk menghentikan semua keburukan yang pernah diperbuat agar tidak dilakukan lagi serta mengabadikan nilai kebaikan.
Kedua, wukuf yang dimulai ba’da zawal atau setelah matahari mulai tergelincir, bermakna condongnya mata hati untuk selalu mendekat pada kebaikan.
Dengan begitu, lanjut Aswadi, wukuf akan menjadi puncak kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri, sesama, maupun alam semesta.
Aswadi mengingatkan jemaah untuk tidak melanggar larangan yang ditetapkan agar wukufnya bisa sempurna. Misalnya menyiksa hewan dan memotong tanaman di Arafah. “Ini sebagai latihan agar kesadaran diri terbentuk,” ujarnya. (mr)
- Simak di sini: Liputan Khusus Haji 2024