SANANWETAN, BlitarRaya.com – Menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak seluruh Indonesia pada November mendatang, sosiolog Novi Catur Muspita S.Pd., M.Si. menilai Blitar (kota maupun kabupaten) membutuhkan pemimpin karismatik yang bisa mendengarkan dan melayani suara masyarakat.
Novi juga menyebut pentingnya calon kepala daerah mengakomodasi suara-suara generasi baru milenial yang berkembang cepat.
Berikut petikan wawancara BlitarRaya.com dengan Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Islam Balitar (Unisba) tersebut:
Bagaimana pendapat Anda tentang Pilkada di Kabupaten dan Kota Blitar yang sudah ramai?
Saya kira sangat menarik, ya. Saat ini partai-partai masih pada tahap penjaringan bakal calon. Dan, sudah banyak yang mendaftar. Ini suatu perkembangan demokrasi lokal yang baik, saya kira.
Memang, yang mendaftar dalam tahap penjaringan ini nanti belum tentu mendapatkan rekomendasi untuk maju sebagai calon, karena semuanya tampaknya masih ditentukan pusat, oleh DPP masing-masing partai.
Tetapi peminatnya sangat banyak. Ini kan sangat bagus. Sebab, meskipun mereka tahu belum tentu akan maju nanti, tapi tetap mendaftar sebagai wujud rasa tanggung jawab untuk memajukan daerahnya. Bahkan, beberapa merupakan orang-orang yang berkembang dan sukses dalam bisnisnya di luar daerah, namun merupakan putra daerah Blitar.
Sebenarnya model kepemimpinan seperti apa yang dibutuhkan di Blitar saat ini?
Pemimpin yang bisa mendengarkan dan melayani suara masyarakat. Utamanya di kabupaten. Seperti kita tahu, wilayah Kabupaten Blitar sangat luas, masyarakatnya beragam, dan anggaran pembangunan setiap tahun sangat besar. Ini menjadi tantangan bagi setiap bupati untuk bisa menyalurkan anggaran pembangunan secara merata di setiap desa dan kecamatan.
Memang, sudah ada Dana Desa, tapi itu kan anggaran dari pusat. Anggaran pembangunan dari kabupaten sendiri harus bisa dimanfaatkan merata dan maksimal. Setiap calon bupati harus tahu apa yang dibutuhkan tiap kecamatan, bahkan setiap desa. Tim suksesnya harus bisa merumuskan apa yang dibutuhkan setiap desa dan setiap kecamatan, untuk bahan kampanyenya.
Kedua, kita butuh pemimpin yang karismatik, yang bisa membuat setiap orang kalau bertemu dia langsung terkesan dan respek. Seperti Bung Karno, seorang pemimpin yang karismatik dan dihormati.
Kemudian secara sosial dia juga harus terampil dalam mengakomodasi suara-suara generasi baru milenial yang berkembang cepat, seiring dengan perkembangan teknologi digital. Dia harus peduli dengan media sosial, internet of things, dan model-model komunikasi baru.
Dan dalam waktu bersamaan, dia juga harus memiliki perhatian pada budaya dan tradisi kita yang kuat dan menjadi identitas sosial. Misalnya wayang. Hampir semua acara bersih desa, terutama di Kabupaten, selalu nanggap wayang. Ini salah satu contoh budaya tradisional kita yang kuat.
Apa agenda pembangunan di Kabupaten Blitar yang paling penting saat ini?
Pengembangan wilayah selatan yang bisa dibilang progresnya sangat lambat. Proyek nasional Jalur Lingkar Selatan, sudah lebih dari 5 tahun, tapi perkembangannya masih sedikit yang selesai. Ini menjadi tantangan bagi setiap calon bupati mendatang. Juga berbagai proyek infrastruktur lain.
Bagaimana peta pertarungan antarcalon pada Pilkada nanti?
Di Kabupaten dan Kota saya kira sama. Dua partai, PDIP dan PKB, mempunya hak mengajukan pasangan calon sendiri. Saya kira, keduanya akan memanfaatkan peluang itu secara maksimal.
Kemudian juga ada partai Koalisi Indonesia Maju, yaitu partai-partai pengusung Prabowo-Gibran pada Pilpres yang lalu, yaitu Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat, yang bisa jadi akan memanfaatkan memori koalisinya pada pilpres untuk menjadi jalan membangun koalisi di daerah.
Dengan demikian, saya kira, nanti akan ada 3 calon, baik di kota maupun di kabupaten.
Agak disayangkan, peluang munculnya calon independen tidak ada yang memanfaatkan di kota maupun kabupaten. Padahal, akan bisa membuat demokrasi lokal kita lebih banyak pilihan.
Apa yang paling menarik pada Pilkada nanti?
Yang menarik di Kabupaten. Karena pada Pilkada empat tahun lalu, Kabupaten Blitar yang sejak reformasi biasanya selalu dimenangkan oleh calon dari PDIP, tiba-tiba dimenangkan oleh calon dari PKB. Ini menarik, karena PDIP pada Pilkada nanti saya kira akan kembali berusaha maksimal untuk merebut kembali posisinya.
Itu semua masih sangat sulit diprediksi, karena saya kira akan terjadi koalisi-koalisi antarpartai yang kita belum tahu petanya saat ini. (hyu)