GARUM, BlitarRaya.com – Delapan sekolah dasar negeri (SDN) di wilayah Kabupaten Blitar gagal mendapatkan siswa didik baru untuk tahun ajaran 2024-2025.
Kepala Bidang Pengelolaan SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Deny Setiawan mengatakan bahwa 8 SDN itu berada di enam kecamatan, yakni Kecamatan Srengat, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Wonotirto.
“Berdasarkan data dari tim IT kami, ada 8 SD negeri yang siswa barunya kosong,” ujar Deny kepada awak media, Rabu (10/7/2024).
Delapan SDN tersebut, ujarnya, adalah SDN Selokajang 3 di Kecamatan Srengat, SDN Slumbung 3 dan SDN Tambakan 2 di Kecamatan Gandusari, SDN Sumberagung 2 di Kecamatan Panggungrejo, SDN Sumberasri 4 di Kecamatan Nglegok, SDN Tulungrejo 4 dan SDN Wates 1 di Kecamatan Wates, dan SDN Wonotirto 5 di Kecamatan Wonotirto.
Namun Deny mengaku belum dapat memastikan apakah semua dari 8 SDN itu menggelar PPDB (penerimaan peserta didik baru) untuk tahun ajaran 2024-2025 yang baru saja ditutup pada akhir Juni lalu.
Deny mengaku baru akan mengecek apakah ada di antara 8 SDN itu yang sedang dalam proses penggabungan dengan SDN lainnya.
“Karena jika sedang proses regrouping maka dia tidak membuka pendaftaran siswa baru,” terangnya.
Hanya 1,7 persen penuhi pagu
Menurut Deny, selama PPDB 2024 untuk tingkat sekolah dasar, tercatat 9.150 calon siswa yang mendaftar ke SD negeri yang ada di Kabupaten Blitar. Total ada 930 SD negeri di Kabupaten Blitar.
Dari jumlah itu, lanjutnya, tercatat sebanyak 8.972 calon siswa yang diterima masuk di SD negeri di Kabupaten Blitar dan menyisakan 178 calon siswa yang tidak diterima.
Di sisi lain, kata dia, dari total 630 SD negeri di Kabupaten Blitar tersebut hanya ada 11 atau 1,74 persen saja yang bisa memenuhi pagu jumlah siswa baru untuk tahun ajaran 2024-2025.
Sisanya, sebanyak 619 SD negeri tidak bisa memenuhi jumlah pagu siswa baru, bahkan 8 di antaranya sama sekali tidak mendapatkan siswa baru.
Meski demikian, kata Deny, kebanyakan SD negeri yang tidak dapat memenuhi 100 persen jumlah pagu siswa baru itu sebenarnya hanya terpaut beberapa saja di bawah pagu jumlah siswa baru.
“Ada yang kurang dua atau kurang tiga di bawah pagu jumlah siswa baru,” ujarnya.
Deny mengatakan bahwa pihaknya akan segera mencari solusi atas masalah yang dihadapi sejumlah SD negeri tersebut.
“Nanti atau besok akan kita rapatkan. Apakah lembaga-lembaga itu harus membuka lagi penerimaan siswa barunya,” tuturnya.
Deny mengakui bahwa perebutan untuk mendapatkan siswa baru di sekolah tingkat dasar kini cukup ketat. Banyak sekolah swasta yang menawarkan fasilitas tambahan seperti mobil antar jemput siswa.
Selain itu, kata dia, sejumlah orangtua lebih memilih menyekolahkan anak mereka ke sekolah-sekolah tingkat dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. (asp)