KANIGORO, BlitarRaya.com – Kekeringan di Kabupaten Blitar tahun ini ditengarai lebih parah dibanding tahun 2023. Hal ini terlihat dari permintaan dropping air bersih yang datang lebih awal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto, menyebut, distribusi air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan tahun 2023 baru dilakukan akhir Agustus.
“Sedangkan tahun ini, sejak awal bulan Juli sudah ada permintaan distribusi air,” ujarnya kepada BlitarRaya.com, Kamis (15 Agustus 2024) sore.
Ivong mengatakan, sejak 5 Juli 2024 hingga Kamis 15 Agustus 2024, BPBD Kabupaten Blitar sudah menyalurkan bantuan air bersih lebih 162.000 liter air atau sekitar 27 truk tangki kapasitas 6.000 liter kepada 522 kepala keluarga di 6 desa di 5 kecamatan.
Mereka adalah warga Dusun Kaliandong Desa Dawuhan (Kecamatan Kademangan), Desa Ngeni dan Desa Wonotirto (Kecamatan Wonotirto), Desa Kaligambir (Kecamatan Panggungrejo); Dusun Kalisudo dan Dusun Kedungbulus di Desa Sumberkembar (Kecamatan Binangun); dan Dusun Wonosari dan Dusun Bejirejo, di Desa Tugurejo (Kecamatan Wates) yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Menurut Ivong, dalam penyaluran, warga membawa ember atau bak penampungan lain ke truk tangki air disediakan. Lalu air disalurkan melalui slang sesuai kebutuhan masing-masing warga.
“Beberapa warga sudah menunggu tangki air sejak pagi di pinggir jalan depan rumah masing-masing,” ujar Ivong.
Darurat Siaga Bencana
Untuk menghadapi musim kemarau tahun ini, Bupati Blitar sejak tanggal 3 Juni 2024 lalu telah menetapkan status Darurat Siaga Bencana Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan di seluruh wilayah Kabupaten Blitar, berdasarkan SK Nomor B/180.05/152/409.1.2/KPTS/2024.
Berdasarkan SK ini, menurut Ivong, sejak awal Juni, BPBD Kabupaten Blitar telah menyiapkan tandon-tandon air untuk suplai kebutuhan air, menyiapkan ratusan jeriken air yang siap dibagikan ke lokasi-lokasi terpencil dan sulit dijangkau yang membutuhkan, dan membuat tenda-tenda darurat untuk tandon air.
Menurut Ivong, pada tahun musim kemarau tahun lalu, selama bulan Agustus hingga Desember saja, pihaknya telah menyalurkan lebih 500 rit, atau sekitar 3.000.000 liter air bersih, untuk menangani kekeringan di Kabupaten Blitar.
Tahun ini, dengan permintaan dropping air bersih yang datang lebih awal dibanding tahun lalu, diperkirakan kebutuhan air bersih akan lebih banyak.
“Kebutuhan tahun ini akan lebih banyak karena perkiraan dari BMKG musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dibanding tahun lalu,” ujar Ivong. (hyu)