SANANWETAN, BlitarRaya.com – Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (28 Agustus 2024) petang. Terobosan baru mereka tawarkan pada kesempatan tersebut.
Syauqul Muhibbin mengatakan, sebagai warga asli Kota Blitar, dirinya dan Elim Tyu Samba tertantang menawarkan terobosan tersebut agar warga Blitar lebih maju dan cerdas menuju kota masa depan.
“Karena kami pasangan muda, kami harus bisa memberikan dobrakan, dorongan, atau lompatan yang agak jauh, agar Kota Blitar bisa maju dan masa depannya cerah,” ujar pria yang biasa disapa Mas Ibin itu sebelum mengikuti prosesi pendaftaran di KPU.
Terobosan yang ditawarkan Ibin-Elim untuk Kota Blitar terutama menyangkut tiga sektor, yaitu jasa, pariwisata, dan perdagangan. Ibin menyebut hal itu karena Kota Blitar tidak memiliki sumber daya alam.
“Sebagaimana karakter kota-kota lain di Jawa Timur, Kota Blitar tidak memiliki sumber daya alam, sehingga sangat tergantung pada sektor jasa, pariwisata, dan perdagangan,” jelas Ibin.
Sayangnya, lanjut Ibin, tiga sektor itu tidak berkembang alias stagnan. “Kita potret, dari tahun ke tahun, setelah saya mendengar dari masyarakat dan berbincang dengan banyak tokoh, tiga sektor itu stagnan, tidak ada kemajuan-kemajuan berarti,” kata Ibin.
Terobosan yang akan dijalankan antara lain membuat spot-spot ekonomi baru, membuat industri, dan memasukkan investasi. Hal itu, kata Ibin, akan menjadi solusi mengatasi banyaknya tenaga kerja di tengah sempitnya kesempatan kerja serta akan mendorong meningkatnya pendapatan warga.
Untuk industri, Ibin menyoroti banyaknya barang-barang yang didatangkan dari daerah lain. “Dengan membuat industri, produksi bisa dilakukan di Blitar sehingga akan menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbang PAD bagi Kota Blitar,” terang Ibin.
Dalam hal perdagangan, Ibin menilai pentingnya G to G antardaerah, sehingga produk-produk dari Kota Blitar bisa bisa dijual ke daerah lain. “Misalnya kendang dan belimbing. Ini sangat kecil sekali peruntukannya di Blitar, pasarnya di luar, sehingga harus difasilitasi,”
Naik Kelas
Selain menawarkan terobosan di tiga sektor tersebut, Ibin-Elim akan melakukan perbaikan pada pendidikan dan kesehatan.
Di bidang pendidikan, Ibin-Elim antara lain melihat perlu dilakukan upaya agar kualitas pendidikan di Kota Blitar naik kelas, antara lain dengan meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi dan jumlah penerima beasiswa.
“Ternyata, lulusan perguruan tinggi hanya 10 persen. Ini harus ditingkatkan. Sementara dari sekitar 8 ribu penerima PKH, yang dapat beasiswa cuma 20-an anak,” ungkap Ibin.
Upaya naik kelas itu, kata Ibin, bisa pula dengan pembiayaan APBD. “Saya bayangkan, kita punya putra putri bisa menjadi dokter, sarjana teknik, insinyur, dalam profesi-profesi top yang dibiayai APBD. Nanti, mereka bisa ditempatkan di Kota Blitar, misalnya dokter di RSUD,” ujarnya.
Di bidang kesehatan, Ibin-Elim berharap RSUD Kota Blitar bisa ditingkatkan menjadi rumah sakit rujukan. “Kota, merujuk pasien itu harusnya malu. Kalau dinamakan rumah sakit kota, harusnya RSUD Mardi Waluyo menjadi rujukan, bukan memberi rujukan,” tuturnya.
Di bidang kesehatan, Ibin-Elim juga akan memperhatikan kebutuhan warga lanjut usia (lansia), antara lain dengan penyediaan Posyandu Lansia.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Blitar Rangga Bisma Aditya mengatakan pihaknya telah menerima pendaftaran pasangan Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba sekaligus memberikan surat pengantar untuk pemeriksaan kesehatan.
Rangga menyebut, pasangan Ibin-Elim akan menjalani proses pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang, paling lambat tanggal 2 September 2024.
Pasangan Ibin-Elim diusung oleh koalisi 3 partai politik yang menguasai 9 kursi atau 36 persen dari 25 kursi di DPRD Kota Blitar, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 5 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 3 kursi, dan Partai Demokrat dengan 1 kursi.
Dukungan bagi Ibin-Elim untuk memperebutkan kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar periode 2024-2029 juga didukung oleh 3 partai politik nonparlemen, yaitu PKN, Partai Nasdem, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (mr)