Rabu, 30 Oktober 2024 | 12:27 WIB
35 C
Blitar

Popularitas dan Akseptabilitas Menjadi Kunci Kemenangan Dalam Pertarungan Pilgub Jatim

SANANWETAN, BlitarRaya.com – Menurut pengamat politik dari Unisba, Novi Catur Muspita, popularitas dan akseptabilitas menjadi kunci dalam kemenangan para pasangan calon pada Pemilihan Umum Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2024, November mendatang. Dibanding dengan faktor dukungan partai politik. Hal itu karena figur atau ketokohan para calon, menjadi faktor utama yang dilihat masyarakat Jatim dalam menentukan pilihan dibanding politiknya.

“Karena itu menjadi menarik mengamati Pilkada Jatim. Karena dari ketiga pasangan calon yang ada saat ini, mempunyai ketokohan dan figur yang sama-sama kuat dan juga sama-sama dikenal dan diterima masyarakat Jatim,” ujar Novi, Rabu (18 September 2024) siang.

Menurut Novi, pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak yang saat ini didukung oleh koalisi KIM dan 10 partai lain, mungkin terlihat sangat kuat karena selain sebagai calon petahana juga didukung oleh banyak partai.

Tetapi, menurut Novi, pasangan calon Tri Rismaharani – Zahrul Azhar Azumta (Gus Hans) yang diusung PDIP dan Partai Hanura juga memiliki popularitas dan akseptabilitas yang sangat kuat di Jawa Timur karena figur Risma merupakan mantan Wali Kota Surabaya yang dikenal dekat dengan masyarakat dan sukses memajukan dan membangun Kota Surabaya.

Sedang, pasangan calon Luluk Nur Hamidah – Lukman Hakim yang diusung PKB merupakan tokoh yang sangat dikenal di Jawa Timur yang notabene mayoritas merupakan masyarakat NU dan PKB merupakan partai pemenang Pemilu di Jatim pada Pemilu legislatif 2024 lalu, selain itu Lukman Hakim juga mengakar di kalangan NU.

“Sedang kalau ukurannya soal kredibilitas, ketiganya juga sama. Bu Khofifah sudah pernah gubernur, Bu Risma pernah wali kota Surabaya dan menteri sosial, dan Bu Luluk lama menjadi anggota DPR pusat. Ketiga-nya nilai sama,” ujar Novi, yang juga Kaprodi Sosiologi, FISIP Unisba.

Untuk itu, menurut Novi, menjadi penting bagi masing-masing tim pemenangan paslon untuk menentukan strategi mendongkrak popularitas masing-masing paslon selama masa kampanye hingga jelang pemilihan. “Dan ini harus bisa dipetakan oleh timses masing-masing paslon, karena setiap daerah di Jawa Timur mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,” ujar Novi.

“Incumben memang mempunyai posisi yang lebih menguntungkan, tetapi jangan dikira incumben selalu punya nilai plus. Karena setiap pemimpin mempunya nilai kelebihan dan kekurangan. Yang akan dieksploitasi lawan pada masa kampanye,” tambah Novi. (hyu)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan