Rabu, 30 Oktober 2024 | 12:35 WIB
35 C
Blitar

Ngobrol Bareng Alumni Kesmalita, Elim: Kakek Buyut Saya Lurah Plosokerep

KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Calon Wakil Wali Kota Blitar Elim Tyu Samba yang berpasangan dengan Syauqul Muhibbin alias Mas Ibin mengungkapkan jati dirinya sebagai putra asli Blitar.

Perempuan pengusaha muda berusia 28 tahun itu mengatakan bahwa kakek buyutnya adalah salah satu lurah Plosokerep, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

“Kakek buyut saya adalah lurah ketiga Plosokerep,” ungkap Elim saat menghadiri acara ngobrol santai bersama alumni Keluarga Siswa dan Mahasiswa Blitar di Yogyakarta (Kesmalita) di Kodi Kopi, Rabu (18 September 2024) malam.

Elim mengakui menyandang nama yang terdengar asing bagi kebanyakan masyarakat Jawa termasuk warga Blitar. Menurutnya, nama Elim Tyu Samba merupakan nama yang diberikan ayahnya dengan mengadopsi tanggal, bulan dan tahun kelahiran dirinya.

Selain itu, Elim juga menyatakan bahwa dia lahir hingga menamatkan pendidikan SMA di Kota Blitar dan baru keluar kota saat memasuki jenjang pendidikan kesarjanaan di Kota Malang, yakni di Universitas Brawijaya.

Kenangan Ibin hidup pas-pasan di Jogja

Sementara itu pada kesempatan yang sama, calon Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin yang biasa dipanggil Mas Ibin mengungkap kenangan saat hidp pas-pasan ketika jadi mahasiswa di Yogyakarta era awal 2000-an.

Berbekal uang saku bulanan dari orangtua yang hanya beberapa ratus ribu rupiah, Ibin praktis menjadi pelanggan setia warung angkringan dengan harga makanan dan minuman yang cukup murah.

“Zaman saya dulu nasi kucing harganya Rp 2.500 dan gorengan Rp 500. Minumnya teh panas,” ujar Ibin.

Meski telah berusaha hidup irit, Ibin mengaku sering kehabisan bekal sebelum uang saku bulanan dari orangtua untuk bulan berikutnya dikirim.

“Kalau uang saku sudah menipis, saya biasanya pulang ke Blitar biar tidak perlu keluar uang untuk makan,” tutur pria berusia 40 tahun itu.

Alumni Kesmalita meminta foto bareng Calon Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba, Rabu (18 September 2024) malam | Foto: BlitarRaya.com

Namun Ibin mengaku beruntung mengenyam pendidikan kesarjanaan di Yogyakarta, kota dengan tradisi intelektual yang begitu kuat. Di sisi lain, ia masuk Yogyakarta hanya beberapa tahun setelah Reformasi 1998, demonstrasi besar-besaran di berbagai kota besar yang memaksa Presiden Soeharto mundur dari jabatan yang telah dia pegang selama 32 tahun.

Peran sentral mahasiswa pada gerakan Reformasi 1998 menjadikan aktivisme dan aksi massa “ritual wajib” bagi mahasiswa era tahun 2000-an terutama mereka yang tergabung di organisasi gerakan mahasiswa, tak terkecuali Ibin.

“Kegiatan saya di Jogja ya baca buku, diskusi, aksi. Baca buku, refleksi, aksi,” tutur pria yang masih menjabat sebagai salah satu Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat GP Ansor itu.

Dari tradisi membaca buku dengan beragam spektrum pengetahuan, Ibin mengaku cukup banyak memahami pemikiran tokoh-tokoh besar bangsa termasuk Presiden Sukarno alias Bung Karno yang kini menjadi ikon paling penting Kota Blitar.

Acara santai yang dipandu mantan Ketua Kesmalita Mochammad Walid itu berlangsung santai penuh keakraban.

Pada kesempatan itu, mantan anggota Kesmalita yang merupakan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yoygkarta era 1980-an, Bagus Putu Parto, mengungkapkan penghargaan pada keberanian dan keteguhan Ibin maju sebagai Calon Wali Kota Blitar di usia yang masih terbilang muda.

Bagus mengatakan bahwa selama ini mahasiswa Blitar yang kuliah di Yogyakarta selalu mengambil peran penting pada dinamika dan pembaruan kehidupan sosial di Kota dan Kabupaten Blitar. (asp)

Dinamika Pilkada Blitar Raya 2024


Menuju Pilkada Serentak
27 November 2024:

Jadwal Pilkada Serentak 2024

(Peraturan KPU No. 2 Tahun 2024)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan