Rabu, 30 Oktober 2024 | 06:08 WIB
26.6 C
Blitar

Polisi Autopsi Santri Ponpes di Ponggok yang Tewas Terkena Lemparan Kayu Berpaku

PONGGOK, BlitarRaya.com – Tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri melaksanakan autopsi terhadap jasad M Keisa Anwar Alfairus (13), santri Pondok Pesantren Al Mahmud, di area pemakaman Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jumat (4 Oktober 2024) pagi.

Autopsi berlangsung di area pusara makam Keisa setelah jasadnya yang dikuburkan pada 17 September 2024 lalu itu diangkat dari liang kubur (ekshumasi).

Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan ekshumasi dan autopsi atas jasad Keisa dilakukan sebagai keharusan bagi penyidik kepolisian untuk melengkapi berkas penyelidikan atas kasus tewasnya siswa MTs Al Mahmud yang terletak di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok itu.

“Untuk melengkapi dalam rangka penyidikan lebih lanjut,” kata Samsul di sekitar lokasi autopsi.

Menurut Samsul, keluarga korban yang sebelumnya menolak melaporkan insiden dan menolak autopsi terhadap jasad Keisa, kini telah memberikan izin.

Bahkan, kata dia, sejumlah anggota keluarga termasuk nenek Keisa, Suparti, hadir di area pemakaman selama berlangsungnya proses ekshumasi dan autopsi itu.

Kata Samsul, kesediaan pihak keluarga mengizinkan autopsi dikarenakan adanya sejumlah versi kronologi kejadian yang berujung pada kematian Keisa.

titik lokasi (TKP) insiden lemparan kayu berpaku
Seorajng pria menunjuk titik di halaman asrama santri putra Ponpes Al Mahmud, Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, dimana Keisa Anwar Alfairus terkena lemparan kayu berpaku, Selasa (1 Oktober 2024) | Foto: Dok. BlitarRaya.com

Samsul mengatakan bahwa polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi termasuk ustadz bernama inisial MUA yang merupakan terduga pelaku pelemparan papan kayu berpaku yang mengakibatkan tewasnya Keisa.

Meski demikian, ia tidak menjawab saat awak media menanyakan apakah polisi melakukan penahanan terhadap MUA.

“Itu disampaikan nanti setelah gelar perkara,” ujarnya.

Proses autopsi selesai sekitar pukul 09.30 WIB.

M Keisa Anwar Alfairus dinyatakan meninggal dunia di RSKK Kediri di Pare, Selasa (17/9/2024), setelah menjalani perawatan selama dua malam akibat luka tusuk paku di kepalanya.

Polisi mengatakan, luka tusuk pada kepala bagian belakang Keisa disebabkan oleh lemparan papan kayu berpaku oleh ustadz Ponpes Al Mahmud bernama inisial MUA.

Pelemparan itu terjadi pada Minggu (15/9/2024), diduga dipicu kejengkelan MUA melihat sejumlah santri masih bermain badminton di halaman asrama santri putra. Padahal, MUA sudah meminta para santri untuk segera mandi.

Ketika MUA melemparkan papan kayu berpaku itu, korban Keisa berjalan melintas antara posisi MUA dan santri yang bermain badminton sehingga kayu berpaku itu mengenai kepala bagian belakangnya.

MUA dan seorang ustadz segera melarikan Keisa ke RSUD Srengat dan pada sore harinya dirujuk ke RSKK Kediri.

Gedung 5 lantai MTs Al Mahmud Bacem Ponggok
Gedung 5 lantai MTs Plus Al Mahmud, Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, dimana Keisa Anwar Alfairus (13) duduk di bangku kelas 2 (VIII), Selasa (1 Oktober 2024) | Foto: BlitarRaya.com

Kasus ini baru diketahui publik ketika sejumlah wartawan melakukan investigasi ke kompleks Ponpes dan lembaga pendidikan madrasah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Mahmud Bacem guna mengumpulkan informasi dan fakta tentang adanya kabar tewasnya seorang santri.

Investigasi lapangan dilakukan Kamis (26/9/2024) dan dipublikasikan di sejumlah media online keesokan harinya. Beberapa jam kemudian, Polres Blitar Kota membenarkan adanya insiden itu, meskipun telah terjadi hampir dua pekan sebelumnya.

Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan bahwa pihaknya tidak memproses hukum insiden itu dengan dalih masih menunggu laporan polisi dari pihak keluarga korban.

Pada Senin (30/9/2024), Samsul menyampaikan pernyataan bahwa Polres Blitar Kota akan melakukan penyelidikan ulang atas insiden itu setelah menerbitkan laporan polisi model A, laporan yang dibuat oleh petugas kepolisian sendiri.

Di sisi lain, pada Rabu (2/10/2024) lalu, Yayasan Al Mahmud Bacem menggelar konferensi pers dimana mantan Ketua Yayasan, M Kanzul Fathon yang juga duduk sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Blitar, menyampaikan kronologi kejadian. Namun, kronologi yang disampaikan Fathon secara substansial berbeda dengan versi informasi awal polisi.

Menurut Fathon, insiden itu terjadi saat ustadz MUA sedang membersihkan area asrama Ponpes dan membuang sampah yang tanpa disadari terdapat kayu berpaku. Pada saat dilemparkan ke arah halaman asrama santri, kata dia, korban Keisa melintas dan terkena kayu berpaku tersebut.

Pada kesempatan itu, Fathon juga menyatakan dirinya telah mengundurkan diri dari posisi Ketua YPI Al Mahmud Bacem dengan alasan akan berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai Kepala Kantor Kemenag Kota Blitar. Posisi Fathon di YPI Al Mahmud digantikan Imam Mahali seorang dosen yang dikenal juga sebagai pengacara.

Pada konferensi pers itu, Mahali menepis anggapan adanya upaya menutup-nutipi insiden tersebut. (asp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan