SANANWETAN, BlitarRaya.com – Semua kader dan pasangan calon kepala daerah di Provinsi Jawa Timur, baik yang maju sebagai bupati/wali kota atau maju sebagai wakil bupati/wakil wali kota, wajib dan harus mendukung dan memenangkan pasangan calon Risma-Gus Hans dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur pada 27 November 2024 mendatang. Jika membelot, akan mendapatkan sanksi partai sesuai dengan mekanisme yang ada.
Demikian pernyataan Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto, hari ini Senin (7 Oktober 2024), di kompleks Makam Bung Karno, Bendogerit, Sananwetan, di sela-sela mendampingi Megawati Soekarnoputri melakukan ziarah.
“Untuk Pilgub semua harus senafas. Seluruh kader-kader PDI Perjuangan yang dicalonkan sebagai calon bupati, wakil bupati, calon wali kota, wakil wali kota, harus semua senafas memenangkan pasangan Bu Risma dan Gus Hans,” ujar Hasto.
Menurut Hasto, PDI Perjuangan adalah partai yang memegang disiplin. Di dalam setiap Pilkada, partai telah mengambil keputusan melalui (keputusan) Ibu Megawati Soekarnoputri. Sehingga, disiplin sebagai kader partai pelopor wajib dijalankan dengan mutlak.
“Bagi yang membelot, yang tidak memenangkan calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah dari PDIP, tentu saja akan menerima sanksi dari partai,” ujar Hasto. Tapi, lanjut Hasto, sebelum menerima sanksi kami membuka ruang agar sebaiknya mengundurkan diri. Sehingga sikap ksatria, watak kedisiplinan kader itu ditunjukkan.
“Kalau tidak cocok dengan calon kepala daerah, disiplin partai mengatakan harus taat, tegak lurus. Atau silahkan mengundurkan diri, sebelum dipecat,” ujar Hasto, “termasuk yang mengkampanyekan kotak kosong.”
Dalam tradisi partai (PDIP), lanjut Hasto, ketika partai sudah mencalonkan seseorang, itu sudah dengan pertimbangan matang. “Maka sudah menjadi tugas setiap kader untuk memenangkan calon yang sudah direkomenasikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” tambah Hasto.
Pasangan calon Risma-Gus Hans dengan nomor urut 1 merupakan pasangan calon yang diusung oleh koalisi PDIP dan Partai Hanura dalam pilkada Provinsi Jawa Timur pada November mendatang.
Tri Rismaharani, atau Risma, merupakan mantan Menteri sosial pada kabinet Jokowi-Makruf Amin, dan mantan wali kota Surabaya dari PDIP yang dikenal secara populer telah berhasil memajukan kota Surabaya. Sedang Zahrul Ashar Azumta, atau Gus Hans, merupakan kyai dari Pondok Jombang. (asp, hyu)