Kamis, 21 November 2024 | 19:13 WIB
25.3 C
Blitar
-- advertisement --spot_img

Kisah Viral Esa Anastasya, Remaja 16 Tahun yang men-DM Medsos Polisi Blitar untuk Minta Perhatian

KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Kisah hidup remaja Blitar bernama Nur Esa Anastasya, atau biasa dipanggil Esa, yang menghubungi polisi karena sedang kebingungan dengan nasibnya.

Ternyata, betul-betul menyayat hati.

Menurut pengakuannya, seperti dilansir dari akun Instagram @info_seputaran_blitar, sambil menangis Esa mengaku terpaksa menghubungi polisi karena ingin curhat soal jalan hidupnya.

“Sebenarnya saya sedang bingung dengan hidup saya. Saya akhirnya kirim pesan ke media sosial Polres Blitar Kota untuk dijemput. Karena saat itu saya ingin mengadu soal hidup saya ke pak polisi,” ujar Esa dalam video.

Kisah hidup Esa, ternyata sejak kecil dia sudah pisah dengan ibunya, karena ditinggal bekerja di luar negeri. Sehingga sejak usia sekolah di taman kanak-kanak, dia sudah harus berpisah dengan ibu. Dia pun kemudian hidup dengan kakek dari ibunya itu, di Kademangan, Blitar.

Sementara ayahnya, juga jarang menemui karena sibuk bekerja.

Saat dirinya duduk di kelas 5 sekolah dasar, Esa harus berpisah dengan kakek, karena diajak ayahnya, Suhebi, yang menikah lagi dan kemudian pindah, tinggal dengan istri baru di kota Serang, Banten.

Di kota santri Serang, Banten, Esa kemudian disekolahkan ayahnya di pondok pesantren dan menempuh pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah di pondok pesantren tersebut.

Namun, sekolah dan mondoknya di pesantren itu terpaksa harus putus, hanya sampai pada kelas 9 Madrasah Tsanawiyah, atau setingkat SMP, namun tidak sempat lulus. Setelah keluar dari Madrasah Tsanawiyah, Esa pun kemudian pulang kembali ke rumah kakek di Kademangan.

Namun, kepulangan ke Blitar itu ternyata tidak enak di hati. Karena ia merasa diusir ibu tirinya.
“Saya pulang ke Blitar, Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri saya, Bapak tidak tahu,” ujar Esa.

Selama tinggal dengan kakek di Blitar sepulang dari Banten, Esa tidak pernah sekolah lagi. Esa merasa ayahnya telah mengabaikannya, karena dia juga belum pernah menjenguknya. Esa malah kemudian mendengar kabar, kalau ayahnya itu telah meninggal dunia pada Februari 2024 lalu.

Karena merasa tidak lagi mempunyai orang tua lagi, baik ayah maupun ibu, yang bisa menjadi sandaran bagi masa depannya. Membuat Esa merasa hopeless. “Makanya saya bingung dengan masa depan saya,” ujar Esa sedih.

Menurut Esa, sebenarnya dia punya cita-cita ingin jadi abdi negara. Seperti menjadi anggota TNI, menjadi polisi, atau jadi PNS. “Akhirnya saya kirim pesan ke media sosial polisi. Karena saya anggap pak polisi bisa membantu saya,” ujarnya.

Kepala Urusan Pembinaan Operasi Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi yang kemudian menemui Esa mengakui, Esa memang sempat mengirim pesan di medsos Polres Blitar Kota. Polisi lalu merespons pesan yang dikirim oleh Esa itu dengan mendatangi dan menemuinya.

“Setelah bertemu, ternyata anak ini sudah tidak sekolah. Jadi dia putus sekolah ketika naik ke kelas 3 Madrasah Tsanawiyah. Lalu dia kirim pesan ke Polres minta dijemput, mungkin karena sedang kangen ayahnya. Sementara ayahnya dikabarkan sudah meninggal,” ujar Supriyadi.

Untuk menangani kasus seperti Esa ini, menurut Supriyadi, polisi kemudian berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Blitar untuk mencarikan sekolah lagi untuk Esa. (hyu)

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan