KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Kisah Nur Esa Anastasya, remaja 16 tahun yang sempat viral pekan lalu gara-gara diusir ibu tiri dan kemudian hidup tanpa kejelasan, kini sudah tertangani dengan baik.
Sejak, Senin (21 Oktober 2024) pagi tadi, dirinya sudah bisa melanjutkan sekolah lagi.
Ia diterima sebagai siswa di SMPN 2 Kademangan, Kabupaten Blitar.
Berkat bantuan polisi dari Satlantas Polres Blitar Kota dan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, hari ini ia sudah mulai masuk ke sekolah negeri itu.
“Saya senang hari ini sudah mulai masuk sekolah lagi. Saya akan belajar dengan baik. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak polisi, dinas pendidikan, dan guru yang telah membantu saya bisa bersekolah lagi,” ujar Esa, seperti dikutif dari Tribunmataraman.
Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, untuk membantu mencarikan solusi atas masalah hidup yang dialami Esa.
Akhirnya, sesuai arahan dari dinas pendidikan, Esa direkomendasikan untuk bersekolah lagi di SMPN 2 Kademangan. Yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.
Di sela-sela kesibukannya sebagai polisi lalu lintas, Andang, bahkan pada Senin pagi, menyempatkan diri untuk mengantarkan Esa masuk ke sekolahnya di hari pertama.
“Hari ini, kami mengantarkan Esa ke sekolah. Dan diterima langsung oleh bapak kepala sekolah SMPN 2 Kademangan,” ujar Andang.
Tidak hanya mengantarkan sekolah saja, polisi dari Satlantas Polres Blitar Kota bahkan juga memberikan bantuan sepeda buat Esa.
“Untuk membantu sarana berangkat dan pulang sekolah bagi Esa,” ujar Andang. Ia berharap, Esa akan bisa belajar dengan baik di sekolah itu.
Kisah Esa ini viral, setelah dia men-DM media sosial milik Satlantas Polres Blitar minta perhatian pada sekitar dua pekan lalu.
Saat kemudian ia didatangi polisi, Esa ternyata sudah tidak bersekolah lagi. Ia tinggal bersama kakeknya, di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Dari cerita Esa, ternyata kehidupannya memang memilukan. Sehingga minta perhatian.
Esa sejak kecil ditinggal ibunya, Susanti, pergi bekerja di luar negeri. Kedua orangtuanya juga telah cerai sejak dia kecil.
Ketika hidup bersama kakek dari ibunya di Kademangan sejak kecil, Esa sempat bersekolah dari TK hingga SD kelas 4.
Ketika di kelas 5, Esa keluar sekolah. Karena diajak ayahnya yang kawin lagi, dan pindah tinggal di kota Serang, Banten.
Ketika di Banten, Esa sempat masuk pondok pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah.
Saat di Madrasah Tsanawiyah kelas 9, Esa terpaksa harus putus sekolah dan putus mondok.
Ia hidup sendiri, karena ayahnya tidak mengurusi lagi, dan ibu tirinya kurang suka padanya.
Dia pun kemudian pulang sendirian, dari Banten kembali ke rumah kakek di Kademangan.
Selama tinggal di Kademangan, sejak tahun lalu ia tidak lagi sekolah. Ayahnya juga belum pernah menjenguknya, malah didapatkan kabar ayahnya meninggal pada Februari 2024 lalu.
Karena galau dengan hidupnya, dan tidak lagi bersekolah. Ia pun mencoba mengambil inisiatif dengan menghubungi akun media sosial polisi minta perhatian.
“Saya bingung dengan masa depan saya. Sebenarnya, saya punya cita-cita ingin jadi abdi negara, seperti menjadi TNI, Polisi, atau PNS. Akhirnya, saya kepikiran untuk mengirim pesan ke media sosial Polres Blitar Kota. Saya beranggapan bahwa Pak Polisi bisa membantu saya,” ujar Esa.
Keputusannya untuk menghubungi polisi ternyata tidak keliru. Satlantas Polres Blitar Kota kemudian merespon pesan DM dari Esa itu, dengan menemuinya.
Kini, polisi pun telah merespon pesan Esa itu. Dengan membantu Esa mencarikan sekolah lagi, agar ia bisa kembali menjalani hidupnya seperti anak-anak seusianya.
Selamat sekolah lagi Esa. (hyu)