GANDUSARI, BlitarRaya.com – Meski dampak bencana angin puting beliung di Kecamatan Gandusari cukup terasa. BPBD Kabupaten Blitar tidak berencana untuk membangun posko penanganan dampak dari bencana ini.
“Fase penanganan kedaruratan sudah selesai. Jadi ya sudah tidak perlu pendirian posko darurat. Sekarang sudah masuk tahap pemulihan,” ujar Ivong Berttryanto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Jumat (1 Nopember 2024) sore.
Menurut Ivong fase kedaruratan sudah dilaksanakan sejak kemarin paska kejadian bencana puting beliung pada Kamis sekira pukul 15.00 WIB hingga Jumat siang. Dan tidak ada korban dalam bencana ini, yang terjadi hanya kerusakan-kerusakan parah di beberapa lokasi.
Sehingga, kini sudah masuk pada fase pemulihan bencana, berupa perbaikan kerusakan dan pemulihan trauma masyarakat. Untuk penanganan pada tahap pemulihan tersebut, akan dikerjakan secara normal.
Seperti diketahui, Kamis (31 Oktober 2024) kemarin, pada sekira pukul 15.00 WIB, telah terjadi bencana angin puting beliung di beberapa lokasi di Kabupaten Blitar.
Bencana ini cukup berdampak parah, karena merusak banyak bangunan rumah penduduk, merobohkan tanaman pertanian, merobohkan pohon-pohon tinggi, dan juga sempat memutus sambungan listrik.
Meski hanya berlangsung sekitar 5 menit, angin puting beliung ini terjadi di tengah hujan deras. Dan bergerak lurus dari wilayah pedesaan di Kecamatan Ponggok, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Garum, hingga di Kecamatan Gandusari. Dengan kecepatan sekitar 56 kilometer/jam atau sekira 30 knot.
Tercatat di Kecamatan Ponggok, angin Lesus ini membuat kacau balau bangunan-bangunan di Desa Sidorejo; di Kecamatan Nglegok berdampak di Dusun Sumbersari, Desa Sumberasri; di Kecamatan Garum berdampak di Dusun Menjangan dan Dusun Menjangan Kalung, Desa Slorok; dan yang paling parah berdampak di Kecamatan Gandusari yang meliputi Desa Sumberagung, Desa Kotes, Desa Sukosewu, Desa Tambakan, Desa Gandungan, dan Desa Gandusari.
Desa Sumberagung dan Desa Sukosewu yang paling banyak mengalami kerusakan, terutama di Dusun Rejokaton, Dusun Loding, Dusun Sidoasri, Desa Sumberagung; dan Dusun Sukoreno, Desa Sukosewu. Lebih 200 rumah rusak di Kecamatan Gandusari, ribuan pohon roboh, dan hektaran tanaman pertanian, terutama jagung, roboh akibat diterjang hempasan angin Lesus.
“Alhamdulillah, tidak sampai ada korban. Baik warga maupun hewan ternak. Tapi bangunan banyak yang rusak, genteng beterbangan. Atap gedung SD Negeri 2 Sumberagung, sampai terlepas dari seluruh gedung secara bersamaan, dan kemudian jatuh terlempar pada jarak 20 meter dari gedung. Sangat menakutkan, pas kejadiannya,” ujar Wiji Cahyono, warga Dusun Rejokaton, Desa Sumberagung, Jumat siang.
Sehari setelah kejadian, warga sudah kembali bergotong royong membangun kembali rumah-rumah yang rusak, dan membersihkan jalanan dari pepohonan yang roboh. Tetapi, tempat-tempat umum seperti sekolah masih belum tersentuh. (hyu)