KANIGORO, BlitarRaya.com – Banjir dan longsor melanda 12 desa di Kabupaten Blitar, sejak hujan yang berlangsung terus-menerus selama 4 hari, Kamis-Sabtu (27-30 November 2024), dan di beberapa desa hujan berlangsung 5 hari hingga Minggu (1 Desember 2024) kemarin.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, hingga kemarin tercatat banjir dan longsor terjadi di Desa Kemirigede dan Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben; Desa Ngadirenggo dan Desa Tegalasei, Kecamatan Wlingi; Desa Kedungwungu, Desa Birowo, dan Desa Sambigede, Kecamatan Binangun; Desa Krisik, Kecamatan Gandusari; Desa Selorejo dan Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo; dan Desa Wates dan Desa Mojorejo, Kecamatan Wates.
Di Desa Kemirigede, tanah longsor sampai menimpa bangunan dapur dari rumah milik Yatimin. Sedang di Desa Pagerwojo, tanah longsor sampai menutup jalan utama Desa.
Sedangkan di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, tebing setinggi 15 meter, panjang 10 meter, longsor dan kemudian menutup jalan utama desa yang menghubungkan antara Dusun Sirah Kencong, Desa Ngadirenggo dan Dusun Sumberarum, Desa Tegalasri.
Di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, longsor terjadi pada jalur rel kereta api pada KM 87 antara Stasiun Pohgajih – Stasiun Kesamben.
“Jalur kereta api antara Pogajih-Kesamben sempat longsor pada Sabtu malam, namun sudah normal kembali pada Minggu pagi pukul 03.05 WIB,” ujar Managger Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif. Menurut Arif, pihaknya sempat menurunkan 60 orang petugas untuk segera menangani jalur longsor ini malam hari.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, yang lansekap Desa berupa perbukitan. Longsor menimpa rumah Nyemin, warga Desa Krisik. Nyemin mengalami luka ringan di kaki akibat tertimpa reruntuhan.
“Hujan deras sepanjang hari selama lebih empat hari berturut-turut yang telah menyebabkan bencana longsor dan banjir. Seluruh personel telah ditugaskan untuk melakukan asesmen Dan penanganan langsung di lapangan,” ujar Ivong Bettryanto, Kepala BPBD Kabupaten Blitar.
Sementara di kawasan utara banyak terjadi tanah longsor seperti di Kecamatan Gandusari, Wlingi, Kecamatan Kesamben, dan Kecamatan Selorejo. Di kawasan selatan seperti Kecamatan Binangun dan Wates banyak terjadi banjir.
Binangun Paling Parah
DI Desa Birowo, Kecamatan Binangun, banjir paling parah. Lebih 30 rumah diterjang banjir badang. Selain itu juga banyak bangunan umum seperti musola, masjid, tempat pemakaman umum dan sekolah yang dilanda banjir parah.
“Ada lebih 30 rumah yang terendam banjir. Selain itu juga musola, masjid, dan tempat pemakaman umum. Kemudian di Wates juga ada beberapa jembatan yang rusak,” ujar Ivong.
Saat ini, Senin pagi, menurut Ivong banjir di sebagian besar lokasi sudah surut. Tapi petugas dan warga masih bekerja untuk membersihkan bekas-bekas akibat banjir dan tanah longsor.
“Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa. Tapi kerugian akibat banjir cukup terasa bagi warga yang terdampak langsung,” ujar Ivong. (hyu)