KANIGORO, BlitarRaya.com – Sebanyak 17 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Blitar terkena berbagai bencana hidrometeorologi dalam sepekan terakhir. Terutama banjir dan tanah longsor.
“Curah hujan tinggi menjadi penyebab utama terjadinya banjir dan tanah longsor ini. Untuk itu kami mengharapkan masyarakat untuk siap, dan betul-betul waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di sekitar,” ujar Ivong Berttryanto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Sabtu (7 Desember 2024).
Menurut Ivong, bencana terparah berupa banjir badang di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, pada Sabtu (29 November 2024) lalu. Sekitar 23 rumah terendam banjir, dan 2;rumah hanyut dibawa banjir. “Puluhan orang terdampak sehingga harus mengungsi. Namun, kini semua sudah bisa ditangani, dan pelan-pelan sudah kembali ke normal,” ujar Ivong.
Selain di Desa Sambigede, banjir di Kecamatan Binangun dalam satu pekan Terakhir juga terjadi di Desa Birowo dan Desa Kedungwungu. Di Desa Birowo 27 rumah terendam banjir, air hingga ketinggian 1 meter. Sedang di Desa Kedungwungu 23 rumah terendam banjir dan air hingga ketinggian 60 sentimeter.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Wates, yaitu di Desa Mojorejo dan Desa Wates. Di Mojorejo banjir menimpa 3 rumah, dan di Desa Wates banjir menimpa 2 rumah. “Masih belum diketahui berapa kerugian akibat banjir di dua kecamatan ini. Masyarakat diminta waspada karena curah hujan tinggi masih akan berlangsung hingga akhir bulan,” ujar Ivong.
Sedang di Kecamatan Gandusari, tanah longsor akibat curah hujan tinggi terjadi di Desa Gadungan dan Desa Krisik. Timbunan tanah longsor sempat menutup akses jalan dan menimbun rumah. “Beruntung tidak ada korban,” ujar Ivong.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Bumirejo, Desa Kemirigede, Desa Tepas, Desa Pagerwojo, dan Desa Pagergunung, semua di Kecamatan Kesamben. Di Desa Pagerwojo, timbunan tanah longsor sempat menutup akses jalan antar desa. Sedang di Desa Pagergunung dan Desa Kemirigede, tanah longsor hingga menimbun dapur rumah. Dan di Desa Tepas, tanah longsong hingga menyebabkan talud ambrol.
Tim asesmen BPBD Kabupaten Blitar juga mencatat tanah longsor juga terjadi di Desa Selorejo, Kecamatan Selorejo, dan di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi. Di Desa Ngadirenggo, tanah longsor hingga menutup jalan penghubung antar dusun dan antar desa.
Bencana hidrometeorologi berupa cuaca ekstrem dalam pekan ini juga terjadi di Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, berupa udara berkabut; di Desa Wlingi, Kecamatan Wlingi; dan di Desa Kembangarum, Kecamatan Sutojayan.
Siaga Bencana
Menurut Ivong, demi untuk mengatasi dan mengantisipasi datangnga berbagai bencana hidrometeorologi ini, Pemerintah Kabupaten Blitar telah menetapkan status darurat bencana di Kabupaten Blitar kini dalam status Siaga.
“Pemkab sudah keluarkan SK (Surat Keputusan) penetapan status darurat bencana menjadi Siaga. Dari tanggal 29 November 2024 hingga 31 Desember 2024. Sekitar satu bulan,” ujar Ivong, Sabtu siang
Dengan.perubahan status darurat bencana ini, Ivong berharap masyarakat Kabupaten Blitar bisa lebih peka dan lebih waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi akibat hujan deras ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. (hyu)