KESAMBEN, BlitarRaya.com – Puluhan warga Dusun Jajagan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, menanam pohon pisang di satu ruas jalan rusak bagian dari jalur utama menuju pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI), Minggu (26 Januari 2025) malam.
Aksi penanaman puluhan pohon pisang itu merupakan bentuk protes warga atas kerusakan jalan yang membahayakan pengguna jalan dan telah mengakibatkan sejumlah kecelakaan.
Jalan rusak yang ditanami pohon oleh warga mencapai panjang sekitar 2 kilometer hingga batas terluar wilayah Desa Jugo.
“Ini jalan kan dipakai umum, buat masyarakat juga, bukan hanya digunakan truk-truk besar pabrik RMI,” ujar salah satu warga, Nur Rofik, saat ditemui di lokasi aksi penanaman pohon.
Kata Rofik, kerusakan jalan ini telah mengganggu kepentingan umum dan bahkan membahayakan pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor.
Menurutnya, kejadian kecelakaan lalu lintas akibat kerusakan jalan sudah tidak terhitung jumlahya.
Kebanyakan kecelakaan, ujarnya, terjadi karena lubang yang cukup dalam yang menjadi tidak terlihat ketika tergenang air hujan.
“Belum lama ini warga kami sendiri yang jadi korban, warga Dusun Jajagan. Dia mengalami patah tulang bahu kiri. Sampai sekarang belum sembuh,” ungkapnya.
Baca juga:
- Terima Uang Debu Musim Giling RMI untuk Kas Warga, Ketua RT di Jajagan-Kesamben Dinonaktifkan Kades
- Gelar Manten Tebu, RMI Berharap Target 1,1 Juta Ton Tercapai
- Warga Jajagan Ancam Blokir Kembali Jalan Akses ke Pabrik Gula PT RMI
- Warga Jajagan, Kesamben, Tutup Akses Truk Besar ke Pabrik Gula RMI
Rofik mengakui bahwa telah ada proyek pembetonan jalan yang dibiayai pemerintah pusat dalam dua tahap sejak 2023.
Namun hingga tahap kedua selesai dikerjakan akhir Desember 2024 lalu, masih ada sekitar 3 kilometer dari ruas jalan antara jalan nasional di Brongkos hingga pabrik PT RMI di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, yang belum dibeton.
Ruas jalan itulah yang mengalami kerusakan parah terutama setelah berlangsungnya musim giling tebu di pabrik gula PT RMI. Ruas jalan yang belum dibeton itu termasuk beberapa kilometer yang melintas di wilayah Dusun Jajagan.
Rofik mengklaim bahwa warga Dusun Jajagan telah mencoba mengadukan masalah kerusakan jalan itu ke PT RMI namun tidak mendapatkan tanggapan.
“Karena itu, atas seizin Pak Kadus (Kepala Dusun), malam ini kami tanami pohon pisang terutama lubang-lubang yang membahayakan. Sebagian dari jalan rusak ini gelap tanpa penerangan jika malam hari,” terangnya.
Warga Jajagan lainnya, Wawan, mengaku mengalami kecelakaan akibat kerusakan jalan tersebut sekitar dua pekan yang lalu hingga mengakibatkan tulang belikatnya patah.
“Waktu itu hujan sehingga lubang tidak terlihat. Roda depan motor saya masuk lubang dan saya terpental ke depan,” ungkap Wawan yang masih menjalani terapi akibat patah tulang.
Manajer Komunikasi PT RMI, Putut Hindaruji, belum memberikan respons atas pesan tertulis yang dikirim melalui saluran WhatsApp untuk meminta sikap perusahaan terhadap aksi protes warga itu.
Sejak pabrik gula PT RMI beroperasi sekitar tahun 2019, warga desa di sepanjang jalur lalu lintas truk-truk barang yang keluar dan masuk ke pabrik, terutama warga Jajagan, berulang kali memprotes kerusakan jalan.
Pabrik PT RMI yang berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun itu menggunakan jalan kelas III sepanjang sekitar 10 kilometer sebagai akses utama yang dilewati truk-truk besar pengangkut batu bara serta gula hasil produksi pabrik tersebut.
Pada 2023, Presiden Joko Widodo memberikan bantuan dalam skema Inspres Jalan Daerah (IJD) yang disalurkan melalui Kementerian PUPR untuk peningkatan kualitas jalan sebesar Rp 58 miliar.
Namun, hingga kini baru sekitar separuh dari jalur akses dari jalan nasional di Brongkos ke pabrik PT RMI yang ter-cover pembetonan jalan. (asp)