SANANWETAN, BlitarRaya.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, Erma Susanti, mengingatkan pentingnya penguatan literasi tentang Pancasila dan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di kalangan generasi muda.
“Tantangan zaman yang dihadapi generasi muda, mulai Gen Z hingga Generasi Alpha, semakin berat dan kompleks,” kata Erma di sela diskusi pada forum Kelas Bung Karno di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Minggu (15 Juni 2025).
Beralas kemajuan teknologi khususnya di bidang komunikasi dan informasi, kata Erma, dinamika sosial dan geopolitik global menjadi sulit diprediksi.
“Perang, perubahan iklim dan isu lingkungan, dan lainnya tidak lagi bisa diprediksi dengan mudah,” ungkap Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Di sisi lain, lanjutnya, Generasi Z dan Generasi Alpha atau generasi digital membangun kesadaran dan pemahaman sejarah kemerdekaan bangsa lebih banyak dari informasi yang ada di media sosial.
“Masalah anak muda sekarang itu adalah literasi, karena 90 persen hidupya dipengaruhi medsos. Hanya tahu sejarah dari medsos yang tentu literasinya rendah,” tuturnya.
Tanpa pemahaman yang baik pada sejarah bangsa termasuk di dalamnya Pancasila, generasi muda akan terlalu rapuh menghadapi terpaan perubahan zaman yang tidak menentu.

Karena itu, Erma menegaskan pentingnya penguatan pemahaman sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa kepada generasi muda.
Pada saat yang sama, lanjutnya, penting untuk terus mengkontekstualkan cita-cita kemerdekaan dengan situasi kekinian yang dihadapi generasi muda dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
“Cita-cita kemerdekaan harus terus menjadi ruh bagi transformasi generasi dengan tetap berpegang pada akarnya, Pancasila,” tambah Erma.
Erma juga menggarisbawahi pentingnya generasi muda memahami pemikiran Soekarno (Bung Karno) selaku salah satu figur paling penting dari para bapak pendiri bangsa.
Ia secara khusus mendorong generasi muda untuk membaca dan meresapi sosok Soekarno muda yang membangun basis literasi kuat dan menjadi penopang keberaniannya berjuang untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Pada fase berikutnya, ujar Erma, Soekarno (Bung Karno) menggagas Pancasila untuk dijadikan sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia yang kelak diproklamirkan.
“Pancasila yang disampaikan Bung Karno dalam pidato di forum BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) digali dari sumbernya, yakni rakyat Indonesia,” tuturnya.
Turut menjadi pemateri pada diskusi bertajuk “Biografi Bung Karno dan Pemikirannya” itu adalah Budi Kastowo (pustakawan senior UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno), Rangga Bisma Aditya (KPU Kota Blitar), Roma Hudi (Ketua Bawaslu Kota Blitar).
Lalu, Jaka Wandira (Komisioner Bawaslu Kabupaten Blitar), Indrawan Gambiro (pustakawan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno), Joko Pramono (Kepala Sekolah PKBM Tunas Pratama), dan Vita Nerizza Permai (Ketua DPC GMNI Blitar).
Diskusi tersebut digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan selama Bulan Bung Karno yang selalu diperingati di bulan Juni. (Asip Hasani/asp)