BLITAR, BlitarRaya.com – Kontingen Kabupaten Blitar tidak berhasil memenuhi target finis di peringkat ke-7 pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025.
Target tersebut sebelumnya disampaikan oleh Ketua KONI Beky Herdihansah yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Blitar.
Sebaliknya, posisi Kabupaten Blitar justru turun dibanding Porprov sebelumnya. Dari sebelumnya berada di 10 besar pada Porprov VIII tahun 2023, kini melorot ke urutan ke-14, meskipun dana yang digelontorkan tahun ini jauh lebih besar.
Tahun ini, para atlet Blitar tampil di 44 dari sekitar 65 cabang olahraga yang dipertandingkan dan membawa pulang 19 medali emas, 22 perak, serta 44 perunggu.
Ketua Harian KONI Kabupaten Blitar, Fatatoh Hironi Ulya, mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan peringkat kontingen.
“Pertama, KONI Kabupaten Blita tidak punya waktu yang cukup untuk persiapan. Hanya satu bulan setelah pengurus baru terbentuk sudah masuk ke pra Porprov lalu masuk Porprov,” ujarnya di ruang kerjanya pada Selasa (8/7/2025).
Fatatoh menyebut, pengurus baru KONI terbentuk setelah Wakil Bupati Beky Herdihansah terpilih menjadi Ketua KONI menggantikan Tony Andreas dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten yang digelar pertengahan Mei lalu.
“Tapi kepengurusan yang baru di bawah Mas Beky (Beky Herdihansah) kan belum efektif melakukan pembinaan. Waktunya sudah terlalu mepet dengan Pra Porprov lalu Porprov,” sambungnya.
Selain keterbatasan waktu, ia menyebut regenerasi atlet menjadi tantangan besar. Sekitar 70 persen atlet yang dikirim ke Porprov kali ini merupakan wajah baru.
“Regenerasi ini tidak bisa dihindari karena banyak atlet kita yang bertanding di Porprov 2023 saat itu sudah berada di puncak usia atlet Porprov. Batas maksimal usia atlet Porprov adalah 23 tahun,” ungkap Fatatoh.
Ia juga menyinggung adanya praktik rekrutmen atlet dari luar daerah oleh beberapa kontingen kabupaten/kota lain.
“Kita tahunya dari teman-teman cabor (cabang olahraga). Oh waktu Kejurprov tidak ada tiba-tiba main di Porprov,” katanya.
“Mohon maaf kalau kita kan sudah paham. Oh wajahnya ini dari NTT, dari Papua. Dan banyak juga dari anggota TNI dan Polri yang direkrut,” tambahnya lagi.
Meski demikian, Fatatoh menyadari bahwa hal tersebut sah secara aturan selama para atlet tersebut telah memiliki KTP daerah yang diwakili minimal satu tahun sebelum kejuaraan.
Penurunan prestasi ini menjadi sorotan publik, apalagi terjadi tak lama setelah Beky menjabat sebagai Ketua KONI.
Padahal, ketika baru dilantik, Beky sempat menetapkan target kontingen Kabupaten Blitar menembus tujuh besar pada Porprov tahun ini.
Target tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, yang menyetujui anggaran hibah sebesar Rp 2,7 miliar untuk KONI Kabupaten Blitar di tahun 2025. Dari total itu, sekitar Rp 1,6 miliar digunakan untuk keberangkatan dan kebutuhan kontingen selama Porprov.
Namun menurut Fatatoh, penambahan dana tidak serta-merta sebanding dengan hasil yang dicapai.
“Anggaran untuk kontingen kita di Porprov 2023 Rp 1,3 miliar. Jadi hanya naik Rp 300 juta. Padahal pada Porprov 2025 ini kita memberangkatkan kontingen yang terdiri dari 586 orang, hampir dua kali lipat banyaknya dibanding waktu Porprov 2023,” ungkapnya.
Meski prestasi umum menurun, Fatatoh menegaskan masih ada cabang olahraga yang menunjukkan kemajuan, di antaranya gulat dan paralayang.(Munir/mun)