Selasa, 22 Juli 2025 | 04:59 WIB
20.5 C
Blitar

Viral! Siswa SMP di Blitar Jadi Korban Bullying Massal Saat Kerja Bakti

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

DOKO, BlitarRaya.com – Dunia pendidikan Blitar kembali tercoreng oleh insiden perundungan atau bullying.

Seorang siswa kelas 7 SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar, menjadi korban kekerasan massal oleh puluhan teman sebayanya saat kegiatan kerja bakti sekolah 18 Juli 2025.

Aksi ini bahkan terekam video dan menyebar luas di berbagai platform media sosial.

Dalam rekaman yang beredar, tampak korban dikelilingi dan diperlakukan secara kasar oleh banyak siswa lain, tanpa ada upaya pencegahan.

Ironisnya, sejumlah pelajar malah merekam dan menyaksikan kejadian tersebut sambil tertawa.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka, menyampaikan bahwa pihaknya langsung menindaklanjuti laporan tersebut setelah menerima informasi dari pihak sekolah.

“Kronologis kejadian, pada hari Jumat sore saya dilapori waka kesiswaan, bahwa pada saat siswa melaksanakan kerja bakti di lingkungan sekolah, pada saat istirahat terjadi saling olok-olokan, terjadilah keributan,” ujar Adi Andaka, Minggu (20/7/2025).

Insiden tersebut berlangsung pada Jumat, 18 Juli 2025, ketika para siswa tengah mengikuti kegiatan bersih-bersih sekolah.

Menurut keterangan, korban terlibat saling ejek dengan beberapa teman hingga akhirnya konflik berkembang menjadi kekerasan massal yang melibatkan puluhan siswa.

Pihak sekolah bersama unsur desa dan aparat keamanan langsung merespons kejadian itu. Dinas Pendidikan juga telah memfasilitasi pertemuan antara pihak-pihak yang terlibat untuk mencari solusi terbaik.

“Langsung saya minta hari Sabtu untuk mendatangkan semuanya yang terlibat dan dihadiri juga dari pak Babinsa, pak Bhabinkamtibmas, pak sekdes. Diputuskan dilanjut di rumah anak kelas 7, dihadiri pak Kamituwo dan muncul kesepakatan diselesaikan secara kekeluargaan dengan beberapa permintaan dari ortu kelas 7,” lanjut Adi.

Dalam mediasi yang melibatkan perangkat desa, Babinsa, dan tokoh masyarakat, orang tua korban sepakat agar penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan. Meski demikian, ada permintaan khusus agar siswa-siswa yang terlibat diberi pembinaan lebih lanjut.

“Permintaannya juga disetujui bersama, yaitu ada beberapa anak yang diminta untuk ada pembinaan lebih lanjut yang ditangani oleh pihak Babinsa dan dilanjut besok hari Senin jam 8.00 untuk membuat surat pernyataan bersama,” tandasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap perilaku pelajar di lingkungan sekolah.

Diharapkan, pembinaan lanjutan dan langkah antisipatif dari pihak terkait mampu mencegah terulangnya kasus serupa. (Munir)

Jangan Lewatkan

-- advertisement --spot_img
spot_img