Rabu, 31 Desember 2025 | 22:11 WIB
27.2 C
Blitar

Diprotes Keras 6 RT, Pengolahan Limbah Kandang 300 Ribu Ayam di Gandusari-Blitar Ditutup Sementara

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

GANDUSARI, BlitarRaya.com – CV Bumi Indah akhirnya menghentikan sementara operasional pengolahan limbah kotoran dari kandang yang menampung lebih dari 300.000 ekor ayam petelur di Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Langkah ini diambil setelah warga Dusun Bintang melakukan aksi protes selama tiga hari berturut-turut. Selain memasang poster keluhan bau busuk, warga juga mengancam akan memblokir total akses jalan menuju area kandang seluas lima hektare itu jika polusi udara tersebut tidak segera diatasi.

Manajer HRD & Legal CV Bumi Indah, Tama, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mematikan mesin pengolahan limbah sebagai bentuk respons terhadap tuntutan warga.
“Aspirasi dari warga kita catat dan tindak lanjuti dengan meng-off-kan dulu sementara proses pengolahan limbah kita,” ujar Tama kepada awak media, Rabu (31 Desember 2025).

Sumber masalah utama diketahui berasal dari unit pengeringan dan fermentasi kotoran ayam di bagian belakang kandang. Dengan populasi mencapai 300.000 ekor lebih, fasilitas ini menghasilkan limbah padat sekitar 7 hingga 8 ton atau setara satu truk setiap dua hari sekali.

Tama mengakui bahwa teknologi yang ada saat ini belum mampu meredam aroma menyengat secara sempurna. Meski sudah mendatangkan alat fermentasi modern dari luar negeri, perusahaan mengaku masih berjuang menemukan racikan yang tepat.
“Nanti kalau sudah siap, warga akan kita undang (untuk memastikan) apakah masih bau apa tidak,” ujarnya.

Menurut Tama, menekan bau hingga nol persen di area peternakan sangatlah sulit meski pihak manajemen sebenarnya sudah memenuhi baku mutu sesuai regulasi pemerintah. “Tapi kita terus upayakan, biar baunya terus terminimalisir,” tandasnya.

Di sisi lain, warga merasa kenyamanannya sudah lama terganggu. Perwakilan warga, Rifai, mengungkapkan bahwa bau busuk tersebut sangat menyiksa, bahkan di jam istirahat sekalipun.

“Sangat mengganggu. Bahkan bisa dibilang, kadang tidur pun sulit karena bau menyengat itu,” keluhnya.

Protes ini merupakan puncak kekesalan warga setelah laporan sebelumnya ke pihak pemerintah daerah dan DPRD belum memberikan solusi permanen.
Warga menegaskan akan terus memantau situasi dan tetap pada rencana blokade jalan jika bau menyengat kembali muncul saat operasional dijalankan lagi. (asp/mr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Jangan Lewatkan

-- advertisement --spot_img
- Advertisement -spot_img