BINANGUN, BlitarRaya.com – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) menjanjikan akan memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 30 juta kepada setiap kepala keluarga korban banjir di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun.
Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (30 November 2024) malam itu, akibat hujan deras yang mengguyur Kecamatan Binangun selama 3 hari terus-menerus sejak Kamis (28 November 2024). Tiga desa yang terdampak parah banjir itu yaitu Desa Sambigede, Desa Birowo, dan Desa Kedungwungu.
Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Iwan Dwi Winarto, mengatakan pada Senin (2 Desember 2024), setiap keluarga yang rumahnya roboh terdampak bencana banjir dalam pekan kemarin, akan mendapatkan bantuan dana stimulant Rp 30 juta.
“Seperti di Desa Sambigede, warga yang rumahnya roboh diterjang banjir akan mendapat bantuan dana stimulant Rp 30 juta,” ujar Iwan. Menurut Iwan, dana stimulant itu saat ini sedang diusulkan dalam pembahasan APBD 2025 di DPRD Kabupaten Blitar.
Jika APBD 2025 itu sudah diketok Dewan, diperkirakan dana stimulan itu baru bisa diberikan ke para warga terdampak banjir pada Januari 2025.
“Bantuan itu dapat digunakan korban untuk membeli material guna membangun kembali rumahnya yang roboh diterjang banjir. Pihak desa diharapkan akan turut mendampingi warga untuk memanfaatkan dana itu sesuai dengan peruntukannya,” ujar Iwan.
Menurut Iwan, DKPP akan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Blitar dan Dinas Sosial untuk memastikan pelaksanaan penyaluran bantuan tersebut.
Data di Kantor Kepala Desa Sambigede, sekitar 70 rumah terdampak banjir bandang, dan ada 2 rumah yang hanyut dibawa banjir.
“Saat ini bantuan yang dibutuhkan warga, yaitu, sembako, matras, dan pakaian. Matras sudah diberi BPBD, tapi masih kurang. Warga juga butuh pakaian karena ketika terjadi banjir bandang, banyak pakaian warga juga ikut hanyut,” ujar Kepala Desa Sambigede, Roihan Madzhar, Senin.
Selain itu, menurut Roihan, warga terdampak banjir juga saat ini kesulitan sumber air bersih. Karena sumber air yang biasa dimanfaatkan warga tertutup lumpur dan sampah. “Selain itu, airnya juga jadi keruh,” ujar Roihan.
Saat ini sejumlah pihak sudah mendirikan dapur umum di lokasi terdampak di Desa Sambigede untuk membantu keperluan warga sehari-hari. (hyu)