Selasa, 15 Juli 2025 | 12:07 WIB
29.5 C
Blitar

Tiga SDN di Kabupaten Blitar Tak Terima Siswa Baru, Ini Sebabnya

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img
spot_img

SANANWETAN, BlitarRaya.com – Tiga sekolah dasar negeri (SDN) di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tidak menyeleggarakan seleksi penerimaan murid baru (SPMB) untuk tahun ajaran 2025/2026.

Keputusan untuk tidak menggelar SPMB tersebut berawal dari terus menurunnya minta orangtua menyekolahkan anak mereka di tiga SDN yang terletak di wilaya Kecamatan Kanigoro dan Garum itu dalam beberapa tahun terakhir.

Tiga SDN tersebut adalah SDN Pojok 3 di Kecamatan Garum, SDN Bangle 1 dan SDN Satreyan 1 di Kecamatan Kanigoro.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka, mengatakan bahwa tahun ini pihaknya akan menggabungkan masing-masing dari tiga SDN tersebut ke SDN lainnya.

“SPMB-nya di tiga SDN itu memang tidak dilaksanakan. Bukan tidak dapat murid baru kemudian akan kita regroup ke SDN lain,” ujar Adi melalui sambungan telepon, Senin (14 Juli 2025).

Baca juga2.759 Siswa SD dan MI di Kabupaten Blitar Ikuti Olimpiade Sains Nasional Kemendikbud

Adi mengakui bahwa tiga SDN tersebut selama ini memang sepi peminat sehingga diputuskan untuk tidak menerima pendaftaran siswa baru di tahun ajaran 2025/2026.

“Karena saat ini sedang proses untuk regroup ke SDN lainnya sehingga tidak ada SPMB di 3 SDN itu,” tandasnya.

SDN Pojok 3 yang kini tersisa satu siswa, kata dia, akan disatukan dengan SDN Pojok 1.

Sedangkan SDN Satreyan 1, lanjutnya, akan disatukan dengan SDN Satreyan 2.

Namun, Adi tidak secara gamblang menyebut ke SDN mana SDN Bangle 1 akan dilebur.

“Di SDN Pojok 3 saat ini tinggal tersisa satu siswa. Di SDN Satreyan 1 masih ada sekitar 27 siswa dan SDN Bangle 1 sudah tidak ada siswa sama sekali,” tuturnya.

Proses penyatuan 3 SDN tersebut ke 3 SDN lainnya, kata dia, saat ini sedang dalam proses administrasi penerbitan surat keputusan (SK).

Kata Adi, pihaknya menargetkan penuntasan penyatuan 3 SDN tersebut ke SDN lainnya di tahun 2025 ini.

“Nanti siswa yang masih ada akan dipindah. Begitu juga dengan tenaga guru dan lainnya,” ujar Adi.

“Tapi kita juga memberikan kebebasan kepada siswa dan orangtua untuk memilih SD mana yang ingin dituju. Tetap akan kita fasilitasi, kita bantu,” tambahnya.

Rendahnya minat orangtua menyekolahkan anak mereka ke 3 SDN tersebut, kata Adi, disebabkan oleh sejumlah faktor.

SDN 1 Bangle, kata dia, memiliki penyebab khusus, yakni kegagalan dalam penerapan sebagai sekolah inklusif yang menyediakan kuota maksimal 10 persen untuk anak berkebutuhan khusus.

“Tapi karena tidak dilakukan asesmen oleh spesialis, mungkin siswa berkebutuhan khusus yang seharusnya masuk SLB (sekolah luar biasa) pun diterima,” ungkapnya.

“Ini mungkin membuat orangtua wali murid dari kelompok yang tidak berkebutuhan khusus jadi tidak mau menyekolahkan ke sana,” imbuh Adi.

Faktor lainnya yang berlaku umum pada semua SDN, kata dia, adalah adanya kecenderungan dalam beberapa tahun terakhir di kalangan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka ke madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

Namun, Adi mengaku tidak mengetahui data yang menjadi basis kecenderungan tersebut.

Di Kabupaten Blitar, kata dia, terdapat 606 sekolah dasar negeri dan swasta dengan jumlah siswa baru SD tahun ajaran 2025/2026 sebanyak 9.462 dimana 8.665 siswa atau 91,57 persennya merupakan siswa baru SD negeri. (Asip Hasani/asp)

Jangan Lewatkan

-- advertisement --spot_img
spot_img