SANANWETAN, BlitarRaya.com – Tiga keluarga asal Kabupaten Blitar yang telah lolos seleksi untuk bertransmigrasi ke Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, batal berangkat diduga karena ada penolakan masyarakat di lokasi tujuan.
Tiga keluarga tersebut masing-masing berasal dari Kecamatan Talun, Kecamatan Ponggok dan Kecamatan Gandusari yang sebelumnya dijadwalkan berangkat pada Desember 2025.
Kepala Bidang Produktivitas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Blitar, Latip Usman, mengatakan bahwa pembatalan tersebut diduga karena adanya penolakan dari masyarakat di sekitar lokasi tujuan transmigrasi.
“Kami menerima SK (surat keputusan) kuota tiga peserta transmigrasi dari Disnakertrans Provinsi tanggal 14 Juli lalu. Sekitar dua minggu kemudian kami mendapatkan informasi pembatalan dalam rapat,” ujar Latip kepada BlitarRaya.com, Selasa (23 September 2025).
“Informasi yang kami terima diduga ada penolakan dari masyarakat setempat. Atau intinya situasinya kurang mendukung lah,” tambahnya.
Baca juga:
- Angka Buruh Migran Blitar Diprediksi Meningkat Dampak Minimnya Lapangan Kerja
- 20 Peserta Ikuti Pelatihan Make Up Artis Program SANG KAPTEN 2024 dari Disnaker Kabupaten Blitar
Lokasi tujuan transmigrasi tersebut ada di wilayah Desa Sungai Baru, Kecamatan Jelai. Kabupaten Sukamara sendiri merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat pada 2003.
Kata Latip, sebelumnya Disnaker Kabupaten Blitar telah menerima setidaknya 5 keluarga sebagai pendaftar program transmigrasi untuk 2025. Dari 5 pendaftar itu, diambil 3 pendaftar dengan skor penilaian tertinggi berdasarkan kelayakan untuk mengikuti program transmigrasi sesuai dengan kuota yang diberikan.
Meski demikian, lanjut Latip, pada 19 Agustus 2025 lalu, pihaknya menerima SK dari Disnakertrans Provinsi Jawa Timur berisi pengalihan lokasi transmigrasi tahun 2025 dari Kalimantan Tengah ke provinsi Maluku Utara.
Lokasi persisnya adalah di wilayah Desa Waleh, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah.
Hanya saja, kata dia, kuota peserta transmigrasi berkurang dari 3 keluarga menjadi 1.
“Akhirnya, dari 3 keluarga itu kita seleksi lagi untuk mencari 1 keluarga saja,” ungkapnya.
Satu keluarga yang terpilih adalah warga Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, dengan kepala keluarga berusia 45 tahun dan memiliki 2 anak.
Kata Latip, kepala keluarga dari keluarga calon peserta transmigrasi itu telah mengikuti pelatihan pertanian dan peternakan di Singosari, Malang, selama satu pekan.
Pekan ini, Jumat (26 September 2025), lanjunya, calon peserta tersebut akan berangkat lagi ke Yogyakarta untuk pelatihan lanjutan selama satu pekan lagi di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi.
Menurut Latip, di lokasi tujuan transmigrasi di Halmahera Tengah, Maluku Utara, calon peserta akan mendapatkan fasilitas usaha bidang pertanian dan perkebunan yang sama dengan lokasi awal di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Fasilitas tersebut berupa rumah di atas lahan seluas sekitar 0,1 hektar, ladang seluas 0,9 hektar, dan kebun seluas 1 hektar.
Lebih jauh, Latip mengatakan bahwa calon peserta tersebut kemungkinan merupakan peserta program transmigrasi umum terakhir karena Kementerian Transmigrasi kini membatasi usia maksimal peserta maksimal 35 tahun.
Dengan kebijakan baru itu, kini terdapat sekitar 3 jenis program transmigrasi, salah satunya program Transmigrasi Karya Nusantara dengan usia maksimal kepala keluarga 35 tahun dan wajib mengikuti pelatihan komando cadangan militer di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) Kodam Siliwangi antara 2 hingga 3 bulan.
Latip mengaku tidak mengetahui persis apakah program tersebut merupakan bagian dari rekruitmen Komcad TNI AD. (asp)
