Senin, 13 Oktober 2025 | 21:50 WIB
29.2 C
Blitar

Bongkar Strategi Media Lokal Bertahan di Tengah Badai Digital, Kristy Nelwan dari Unilever Bilang Begini

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

JAKARTA, BlitarRaya.com – Media lokal menghadapi tantangan besar di tengah badai digital dan banjir informasi saat ini. Namun peluangnya untuk bertahan dan tetap relevan juga terbuka lebar.

Pandangan ini disampaikan Kristy Nelwan, Head of Communication dan Chair EDI (Equity, Diversity, and Inclusion) Brand Unilever Indonesia, dalam ajang Local Media Summit (LMS) 2025 yang digelar oleh Suara.com di Hotel JW Marriott, Selasa (7 Oktober 2025).

Kristy Nelwan menyebut, agar tetap relevan dengan zaman, media lokal memang harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI). Namun itu saja tidaklah cukup.

Menurutnya, keberhasilan media lokal tidak terletak pada keluwesannya mengikuti kecanggihan teknologi semata. Lebih dari itu, media lokal harus mampu berempati dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan oleh audiens di daerah (lokal) media tersebut berada.

Identifikasi Kebutuhan

Kristy menekankan bahwa keberhasilan media lokal bergantung pada kemampuannya mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan riil pembaca di daerah mereka. Karena itu, fokus pada kearifan dan kebutuhan lokal bisa menjadi strategi penting untuk bertahan sekaligus relevan.

“Percayalah, bahwa yang pakai AI juga tahu bicara yang paling masuk ke tetangga kita itu bagaimana. Jadi mungkin ada nih kebiasaan yang lebih tahu,” ujarnya.

Dengan pendekatan ini, media bisa menyajikan berita yang bukan hanya informatif, tetapi juga mudah dicerna dan benar-benar terhubung dengan kehidupan sehari-hari audiens. Kristy mengilustrasikan hal ini dengan komunikasi bisnis.

“Gimana sih caranya biar konsumen kita mengerti bahwa bisnis yang bertanggung jawab dan bagus buat konsumen juga, jangan hanya ngomong saja, kan beda dengan daerah masing-masing,” katanya, menegaskan bahwa cara komunikasi harus disesuaikan dengan konteks lokal.

Agen Perubahan dan Kolaborasi

Lebih dari sekadar penyampai berita, media lokal, menurut Kristy, juga punya peran krusial sebagai agen perubahan sosial. Media lokal bisa menjadi jembatan untuk membantu audiens memahami isu-isu kompleks, mulai dari masalah disabilitas hingga tantangan hidup di lingkungan yang kurang mendukung.

Kristy juga menyoroti pentingnya media lokal melakukan kolaborasi untuk mengatasi isu-isu besar, salah satunya masalah sampah plastik.

“Nah, kita bagaimana cara mendorong untuk berkolaborasi di lokal maupun di nasional. Seperti bagaimana kita bisa memilah sampah plastik,” jelasya.

Kunci kolaborasi tersebut, menurut Kristy, adalah komunikasi yang efektif dan memicu aksi. Hal ini tidak hanya berlaku bagi media lokal, tapi juga bagi semua pihak. Ia lalu mengungkapkan bahwa Unilever sebagai perusahaan besar pun harus terus berupaya keras agar konsumen memahami nilai-nilai dan isu yang mereka perjuangkan. 

Bahaya Hoaks & Penipuan Fiktif

Salah satu risiko terbesar di era digital yang wajib dilawan adalah penyebaran hoaks. Kristy secara tegas menyoroti bahaya ini, terutama karena hoaks yang beredar seringkali bermodus penipuan yang merugikan.

Ia mencontohkan dua modus penipuan yang marak. Pertama, penipuan lowongan kerja fiktif dengan modus meminta investasi atau pembayaran di muka. 

“Ada beberapa contoh lowongan kerja, dengan meminta investasi. Kan itu masuk berita bohong, kalau kita semua di ruangan ini kita kerja itu tidak meminta investasi di depan,” tambahnya.

Kedua, kuis berhadiah palsu. Dalam kasus ini, modus yang sering digunakan adalah meminta data pribadi sensitif, misalnya nama lengkap dan detail rekening bank, yang berpotensi menjadi ancaman keamanan data dan keuangan.

Peran media lokal sangat krusial dalam membantu semua pihak menghadapi penipuan seperti itu. Kedekatan dan kepercayaan audiens pada media lokal dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang akurat dan edukasi digital guna melindungi masyarakat dari bahaya penipuan berbasis hoaks.

Kristy mengakui bahwa perusahaan besar seperti Unilever pun masih menghadapi tantangan ini. 

“Nah kita juga butuh untuk menjembatani soal ini karena di Unilever ini ternyata masih ada, kita juga membutuhkan bantuan ke jembatan bisa sampai ke audiens,” ungkap Kristy. 

Sekilas LMS 2025

LMS 2025 merupakan pertemuan tahunan terbesar bagi media lokal dan skala kecil di Indonesia. Forum ini berlangsung selama dua hari, 7-8 Oktober 2025, dengan mengusung tema “Unlocking Local Capital: Building Sustainable Media Market in Indonesia.”

LMS 2025 dihadiri oleh lebih dari 30 pembicara dan lebih dari 100 media dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, hingga seluruh Jawa. 

Para pembicara yang hadir mencakup perwakilan dari raksasa teknologi, perusahaan multinasional, lembaga nirlaba, dan pakar media, seperti Wavemaker Grup M, Google, BBC Media Action, Unilever, GoTo, hingga SAFEnet dan LBH Pers.

Untuk memperluas jejaring kolaborasi, akan ada sesi “Gala Dinner: Networking & Appreciation Night” yang merupakan ajang pertemuan santai antar peserta, pembicara, dan mitra pendukung. (asp/mr)

Jangan Lewatkan

-- advertisement --spot_img
- Advertisement -spot_img