WLINGI, BlitarRaya.com – Pernyataan Bupati Blitar Rini Syarifah terkait pembangunan gedung baru rawat inap RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, yang diberi nama Graha Srikandi mengungkap keberadaan sejumlah perempuan di balik pembangunan gedung 8 lantai itu.
Di sela upacara groundbreaking pada Senin (22 April 2024), menjawab pertanyaan wartawan, perempuan berusia 47 tahun itu mengungkap peran sejumlah perempuan dalam pembangunan gedung yang akan menambah tempat tidur rawat inap baru sebanyak 65 itu.
“Srikandi ini bukti besarnya emansipasi wanita di Kabupaten Blitar betul-betul menunjukkan hal yang luar biasa. Bu Dir-nya perempuan, kemudian Wadir-nya perempuan, Bupatinya juga pas perempuan,” ujar Mak Rini disambut tawa wartawan.
Rini merujuk pada Direktur RSUD Ngudi Waluyo Endah Woro Utami dan Wakil Direktur RSUD Ngudi Waluyo Istiqomah.
Rini juga menyinggung hari dilakukannya groundbreaking Graha Srikandi yang masih dalam suasana peringatan Hari Kartini yang jatuh sehari sebelumnya, Minggu.
Hari Kartini diperingati setiap 21 April, hari ketika pada tahun 1879 R.A. Kartini, tokoh perjuangan emansipasi wanita pribumi pada masa kolonial Belanda, lahir di Jepara, Jawa Tengah.
“Acara juga bertepatan dengan Hari Kartini. Kami menjunjung tinggi perjuangan Raden Ajeng Kartini,” tutur Rini.
“Ini motivasi kami, bahwa wanita tidak bisa dipandang sebelah mata ya,” tambahnya.
Menanggapi pertanyaan serupa dari wartawan, Direktur RSUD Ngudi Waluyo Endah Woro Utami mengatakan bahwa penamaan gedung dengan Graha Srikandi terinspirasi oleh Rini Syarifah yang merupakan Bupati perempuan pertama Blitar.
Menurutnya, Mak Rini memegang peran kunci dalam pembangunan Graha Srikandi dengan menempatkannya sebagai Proyek Strategis Daerah.
“Nama Srikandi sebetulnya adalah nama dari Ibu Bupati sebagai perempuan pertama yang menjadi bupati (Blitar),” ujar Woro.
“Dan tentu saya hanya nebeng aja kebetulan perempuannya ini tidak ketinggalan bahwa di pembangunan Pemerintah Kabupaten Blitar, perempuan juga boleh berperan,” tambahnya.
Pembangunan Graha Srikandi yang dibiayai APBD Kabupaten Blitar melalui anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang disisihkan oleh RSUD Ngudi Waluyo senilai Rp 75 miliar. Namun, melalui negosiasi dengan pemenang tender pembangunan, disepakati angka yang lebih rendah yakni Rp 71 miliar.
Pengembanan infrastruktur kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo di era kepemimpinan Bupati Blitar Rini Syarifah telah dilakukan empat kali mulai pembangunan gedung rawat inap anak, gedung pemulasaraan jenazah, gedung rawat luka, dan kali ini gedung rawat inap Graha Srikandi. (adv/asp)