SUTOJAYAN, BlitarRaya.com – Bupati Blitar, Rini Syarifah, mendorong para guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa. Harapan itu disampaikan pada Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Blitar yang berlangsung di SMA Negeri 1 Sutojayan, Minggu (28 April 2024).
“Guru Penggerak diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa,” kata Bupati Rini.
Bupati yang akrab disapa Mak Rini itu mengatakan bahwa Guru Penggerak merupakan salah satu program strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan kepemimpinan mereka, Mak Rini meyakini guru penggerak bisa membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan di Kabupaten Blitar.
“Mereka diharapkan mampu menginspirasi dan memotivasi guru-guru lain untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta membangun komunitas belajar yang kolaboratif di sekolahnya masing-masing,” imbuhnya.
Karena itu, Mak Rini memastikan Pemerintah Kabupaten Blitar di bawah kepemimpinannya akan selalu mendampingi, mengawal, dan memberikan support kepada mereka.
“Marilah kita bersama-sama membangun pendidikan di Kabupaten Blitar yang berkualitas dan melahirkan insan-insan yang beradab sekaligus mampu menjawab tantangan global di abad 21,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka, mengatakan, lokakarya kali ini merupakan wadah bagi para Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 untuk memamerkan hasil belajar mereka selama mengikuti program selama 6 bulan.
Para CGP, ungkapnya, telah melaksanakan berbagai aksi nyata di sekolahnya masing-masing, seperti merancang dan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, membangun komunitas belajar, dan berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat.
Menurut Adi, Kabupaten Blitar telah menyelesaikan pendidikan guru penggerak di angkatan ke-9 yang diikuti 185 CGP, didampingi 15 fasilitator, serta 31 Pengajar Praktik. Mereka berasal dari berbagai latar belakang instansi, baik dosen, kepala sekolah, maupun praktisi pendidikan.
“Jumlah tersebut yang terbanyak sejauh ini. Sebelumnya, jumlah CGP tidak sampai seratus orang,” kata Adi.
Pendidikan Guru Penggerak, lanjut Adi, akan terus dilaksanakan. “Saat ini untuk Angkatan 10 sedang berlangsung pembelajarannya,” ujarnya. (asp/adv)