BLITAR, BlitarRaya.com – Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan, saat ini jumlah warga Kabupaten Blitar yang memiliki akses ke layanan kesehatan berkualitas semakin banyak. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya capaian Universal Health Coverage (UHC).
“Cakupan UHC di Kabupaten Blitar terus meningkat,” ujar bupati yang biasa disapa Mak Rini itu, kepada Blitarraya.com, Selasa (30 April 2024).
Pada tahun 2022, urai Mak Rini, cakupan UHC di kabupaten yang ia pimpin sebanyak 61,1%, dan di tahun 2023 angkanya naik menjadi 71,3%.
“Meningkatnya cakupan UHC ini menandakan semakin banyak masyarakat yang memiliki akses ke layanan kesehatan berkualitas,” simpulnya.
Indonesia mulai mengimplementasikan UHC sejak Januari 2014 dengan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
UHC –yang dalam Renstra Kemenkes 2015-2019 dialihbahasakan menjadi “Jaminan Kesehatan Semesta”– bertujuan agar seluruh masyarakat memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang berkualitas dengan biaya terjangkau.
Terkait biaya, Bupati Rini menjelaskan bahwa Pemkab Blitar memberikan keringanan biaya layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu di dua rumah sakit daerah, yaitu RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RSUD Srengat.
Untuk keringanan biaya di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, pada tahun 2023 telah dialokasikan dana sebesar 5,8 miliar rupiah, meningkat dari 200 juta rupiah di tahun 2021 dan 1,1 miliar rupiah di tahun 2022.
Sedangkan di RSUD Srengat, untuk keringanan biaya dialokasikan dana sebesar 3 miliar rupiah di tahun 2023, naik dari 400 juta rupiah di tahun 2022.
“Kedua RSUD ini juga terus berbenah dan melahirkan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat,” ujar Mak Rini. (adv/mr)