BLITAR, BltarRaya.com – Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah atau Mak Rini menggelar rapat koordinasi (rakor) dan silaturahmi dengan Forkopimda serta perwakilan perguruan silat se-Blitar Raya di Mapolres Blitar, Jumat (17 Mei 2024) siang.
Pertemuan itu diadakan untuk menyikapi perkelahian antaranggota perguruan silat di sekitar Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar beberapa hari lalu.
Hadir dalam rapat itu perwakilan dari 21 perguruan silat, Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adi Satria, Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo PS, Pabung Kodim 0808 Blitar Mayor Arm Nur Wahyu Sujadmiko, serta pejabat terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Mak Rini menyampaikan keprihatinan atas perkelahian antaranggota perguruan silat tersebut.
Menurut Mak Rini, tak seharusnya hal itu terjadi. “Kenapa persaudaraan, pertemanan harus tercederai?” ujarnya.
Untuk itu, ia berharap semua pihak cooling down, saling introspeksi, dan kembali bersatu.
Mak Rini mengingatkan bahwa pencak silat bukan hanya olahraga bela diri, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa. Misalnya kesantunan, sportivitas, dan persaudaraan.
Sementara itu, Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adi Satria mengatakan bahwa pihaknya akan terus bersinergi dengan perguruan silat untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Blitar.
“Kami juga akan terus melakukan patroli dan razia untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas,” tambahnya.
Menurut Wiwit, mayoritas anggota perguruan silat di wilayah Blitar Raya masih berusia 15-20 tahun. “Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo PS menambahkan tentang pentingnya pengurus perguruan silat mengedukasi anggotanya agar tidak mudah terprovokasi.
Ia mengingatkan bahwa saat ini Blitar Raya sedang dalam proses membangun. “Jangan sampai hal-hal kecil membuat Blitar Raya menjadi terkenal sebagai kota yang tidak kondusif,” kata Danang.
Dalam sesi tanya jawab, perwakilan dari beberapa perguruan silat menyampaikan aspirasinya terkait dengan situasi kamtibmas di Blitar.
Salah satunya berupa usulan agar diadakan pertemuan rutin yang diikuti seluruh perguruan agar jika ada potensi keributan bisa segera dideteksi.
Usul lain adalah bakti sosial yang diikuti seluruh perguruan silat. Dengan cara ini, diyakini gesekan antarpesilat bisa diminimalkan. (*)