Rabu, 30 Oktober 2024 | 18:33 WIB
30.6 C
Blitar

Dari Haul ke-154 Eyang Jugo, Bupati Rini Syarifah Ajak Generasi Muda Peduli Budaya Lokal

KESAMBEN, BlitarRaya.com – Prosesi kegiatan budaya tahunan Haul ke-154 Eyang Jugo di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, tahun ini berlangsung meriah. Ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang budaya, tampak antusias mengikuti rangkaian prosesi. 

Bupati Blitar Rini Syarifah, yang juga populer dipanggil Mak Rini, hadir dan membuka acara utama pada Minggu (19 Mei 2024). Bupati tampak menikmati acara potong tumpeng dan selamatan dengan berbaur secara langsung bersama ribuan warga sekitar yang hadir berjubel. 

Dalam kata sambutannya, Mak Rini mengatakan prosesi tradisi haul Eyang Jugo telah menjadi agenda budaya tahunan di Kabupaten Blitar. Menurutnya, lestarinya penyelenggaraan Haul Eyang Jugo merupakan wujud komitmen masyarakat dalam melestarikan budaya Jawa sekaligus mengenang jasa-jasa Eyang Jugo. 

“Untuk itu saya mengajak generasi muda untuk terus tetap peduli dalam melestarikan adat dan budaya lokal Kabupaten Blitar. Karena acara haul ini juga sebagai sarana yang mampu menarik wisatawan dan bisa menghidupkan perekonomian warga sekitar melalui wisata religi,” ujarnya. 

Rangkaian proses haul Eyang Jugo tiap tahunnya diadakan di bulan Selo dalam kalender Jawa. Tahun ini diadakan selama 4 hari dari Kamis hingga Minggu (16-19 Mei 2024). 

Sepekan sebelumnya, sejumlah rangkaian prosesi haul Eyang Jugo juga telah dilakukan di Pesarean Gunung Kawi, yang berada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

Prosesi haul Eyang Jugo di Kesamben, dimulai dengan Penyekaran Agung pada Kamis (16 Mei 2024) yang digelar oleh Yayasan Ngesti Gondo bersama ahli waris, karyawan, dan paguyuban pedagang Pesarean Eyang Jugo. 

Semua peserta Penyekaran Agung diwajibkan memakai busana adat Jawa, lengkap dengan surjan, beskap, blangkon, kebaya warna hitam, dan jarik batik. 

Sedangkan prosesi utama berupa Selamatan dan Kirab Sesaji pada Minggu (19 Mei 2024), diikuti dengan pementasan wayang kulit semalam suntuk pada Minggu malam dengan lakon “Wahyu Makuthoromo”. Ribuan orang dari berbagai kota menghadiri acara ini.

Mak Rini juga berpesan agar UMKM terus dilibatkan dalam kegiatan budaya ini, seperti perkumpulan pengrajin Batik Jugo yang kini semakin dikenal dan disukai masyarakat. 

Bupati Blitar Rini Syarifah di tengah prosesi Peringatan Haul Eyang Jugo, di Jugo, Kesamben, Minggu 19 Mei 2024. | Dok. BlitarRaya.com
Bupati Blitar Rini Syarifah di tengah prosesi Peringatan Haul Eyang Jugo, di Jugo, Kesamben, Minggu 19 Mei 2024. | Dok. Istimewa

“Kabupaten Blitar yang dikenal merupakan tanah para raja memiliki potensi wisata luar biasa. Kami mendukung penuh semangat warga dalam membuka objek wisata baru dan mendorong dinas terkait untuk terus melakukan pendampingan,” tambahnya.

Eyang Jugo atau Eyang Sadjoego, dan Eyang Raden Mas Iman Soedjono (Pesarean Gunung Kawi) adalah figur penting dalam sejarah masyarakat Jawa, khususnya Blitar dan Malang. 

Keduanya adalah anggota laskar Diponegoro yang melarikan diri ke wilayah Jawa Timur, paska tertangkapnya Pangeran Diponegoro dalam melawan kolonial Belanda pada tahun 1830. 

Eyang Jugo meninggal dunia pada Minggu Legi malam Senin Pahing, pada 1 Selo, atau 22 Januari 1871. 

Selama bermukim di Jugo dan sekitar Kesamben, Eyang Jugo telah memberikan banyak jasa baiknya kepada warga sekitar, sehingga tetap dihormati dan diperingati hingga sekarang. (adv/hyu)

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan