BlitarRaya.com – Sebanyak 10 tersangka dan barang bukti (tahap II) dugaan kasus mega korupsi timah diserahkan Kejaksaan Agung (Kejagung) kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis, (13 Juni 2024).
Kepala Pusat Penerangan Hukum atau Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan, kasus tersebut terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022.
“Tim penyidik juga menyerahkan sejumlah barang bukti (BB) yang berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan para tersangka,” kata Harli melalui keterangan tertulis kepada BlitarRaya.com, Kamis, 13 Juni 2024.
BB yang dimaksud antara lain berupa dokumen, uang tunai dan logam mulia, 3 unit mobil, dan 90 sertifikat tanah.
“Selanjutnya terhadap para tersangka tersebut dilakukan penahanan selama 20 hari ke depan dan perkaranya akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,” imbuh Harli.
Berikut daftar tersangka yang telah diserahkan ke Kejari Jaksel hari ini:
- MRPT atau Mochtar Riza Pahlevi Tabrani (Direktur Utama PT Timah 2016-2021)
- EE atau Emil Ermindra (Direktur Keuangan, PT Timah 2017-2018)
- HT atau Hasan Tjhie (Direktur Utama CV VIP)
- MBG atau MB Gunawan (Direktur PT SIP)
- SG atau Suwito Gunawan (Komisaris PT SIP)
- RI atau Robert Indarto (Direktur Utama PT SBS)
- BY atau Buyung alias Kwang Yung (eks Komisaris CV VIP)
- RL atau Rosalina (General manager PT TIN)
- SP atau Suparta (Direktur Utama PT RBT)
- RA alias Reza Andriansyah (Direktur Pengembangan Usaha PT RBT)
Sebelum penyerahan 10 tersangka tersebut, Kejagung telah menerima laporan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tentang hasil audit kerugian negara.
Disebutkan dalam laporan tersebut, dari kasus timah ini kerugian negara mencapai Rp 300 triliun. Jumlah ini lebih besar daripada perhitungan yang dilakukan bersama ahli lingkungan Institut Pertanian Bogor atau IPB University sebesar Rp 271 triliun. (mr)
