BlitarRaya.com – Sebanyak 300 jemaah haji Indonesia lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas telah dipindah dari pemondokan ke hotel transit. Pemindahan ini merupakan bagian dari persiapan safari wukuf yang akan mereka ikuti.
“Sebagai persiapan, kami secara bertahap memindahkan jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri yang akan mengikuti safari wukuf ke hotel transit,” kata Kepala Bidang Layanan Jemaah Lansia dan Disabilitas Slamet Sodali di Makkah, Kamis (13 Juni 2024).
Menurut Slamet, mereka sengaja dipilihkan hotel berlokasi di wilayah Aziziyah agar dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah.
Mereka akan disafariwukufkan pada Sabtu (15 Juni 2024), diberangkatkan dari hotel transit menuju Arafah dengan bus khusus sekitar pukul 11.00 Waktu Arab Saudi.
“Proses safari wukuf dilakukan setelah masuk waktu Dzuhur, diawali dengan khutbah, dilanjutkan salat jamak takdim Dzuhur dan Ashar yang tetap dilakukan di atas kendaraan. Setelah itu, jemaah diberi kesempatan berdzikir sebelum kembali diantar ke hotel transit,” ungkap Slamet.
Slamet mengatakan, usai wukuf mereka akan kembali dan tinggal di hotel transit sampai prosesi Mabit di Mina selesai.
Selama di hotel transit, para jemaah lansia dan disabilitas akan mengikuti beberapa kegiatan, antara lain senam lansia dan pemeriksaan kesehatan.
“Untuk pelaksanaan ibadah lainnya, baik lontar jumrah maupun tawaf Ifadlah, akan dibadalhajikan oleh para petugas,” tambah Slamet.
Mereka akan dikembalikan ke pemondokan masing-masing pada 19 Juni 2024, ketika para jemaah lainnya dalam satu kloter telah kembali ke hotel masing-masing.
Lima Kriteria Peserta Safari Wukuf
Slamet mengatakan, safari wukuf yang diselenggarakan tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, pada tahun 2023, safari wukuf hanya diikuti 129 orang karena memang hanya itu kuota yang tersedia meskipun waktu itu lebih dari 9 ribu orang didaftarkan.
“Tahun ini kuota ditambah menjadi 300 jemaah,” ujarnya.
Mereka, lanjut Slamet, jemaah haji lansia dan disabilitas yang diikutkan safari wukuf telah melalui proses seleksi berdasarkan lima kriteria.
Pertama, tidak bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, misalnya makan, minum, mandi, dan mobilisasi.
Kedua, tidak bisa berjalan atau menggunakan kursi roda karena sakit dan memerlukan perawatan lebih lanjut.
Ketiga, memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, stroke (sedang hingga berat).
Keempat, pulang setelah mendapat perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan masih dalam kondisi lemah.
Kelima, berisiko tinggi (ditentukan petugas kloter).
Selama di hotel transit, 300 jemaah tersebut didampingi sejumlah petugas dari unsur Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH ), Pembimbing Ibadah (Bimbad), dan tusi layanan Lansia dan Disabilitas.
Obat-obatan yang mereka butuhkan, kata Slamet, juga telah disiapkan. Begitu juga masker dan popok dewasa bagi lansia.
“Disiapkan juga kain ihram dan mukena untuk diberikan kepada jemaah yang membutuhkan,” tambahnya. (mr)
- Simak di sini: Liputan Khusus Haji 2024