KEPANJENKIDUL, BlitarRaya.com – Kontestasi pemilihan wali kota dan wakil wali kota Blitar tahun 2024 semakin semarak. Terlihat beberapa figur mulai mengampanyekan diri dengan memasang baliho-baliho dan menghiasi pemberitaan di pelbagai media.
Di antara figur yang santer dikabarkan maju sebagai wali kota Blitar pada pemilihan 2024 adalah H. Syauqul Muhibbin atau akrab dipanggil Mas Ibin.
Untuk pemenuhan syarat menjadi calon, Mas Ibin telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (UKK) di DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta.
“Sudah, Mas. Semingguan yang lalu (4/7/2024) kita sudah ke PKB untuk mengikuti UKK bakal calon kepala daerah. Insyaallah aman,” terang dia saat ditemui di rumahnya, di Plosoarang, Sanankulon, Blitar, Jumat (12 Juli 2024).
Sosok Mas Ibin bagi kalangan Nahdliyin (Nahdlatul Ulama/NU), tentu tidak asing lagi. Tokoh muda ini memiliki latar belakang aktivis dan sekarang menjabat sebagai wakil sekjen Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
Mas Ibin, juga seorang pengusaha muda yang menggeluti berbagai dunia bisnis, di antaranya menjadi Direktur KSA Duck & Chicken Blitar, sebuah perusahaan rumah potong hewan dan pemasok daging unggas ke seluruh Indonesia.
Dia pun punya segudang pengalaman di dunia birokrasi, karena sudah 15 tahun bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
“Soal status PNS sudah clear. Saya sudah mengajukan surat pengunduran diri, karena itu salah satu syarat kalau mau berpolitik. Kita harus patuh aturan, Mas, hehe…,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ibin menyampaikan beberapa gagasan yang akan menjadi visi dan misinya sebagai calon wali kota Blitar.
Khusus di bidang ekonomi, dia berpendapat Kota Blitar sebenarnya punya potensi ekonomi besar yang bisa dikembangkan. Kota Blitar, seperti kota-kota lain, memang minim produk ekonomi yang dihasilkan dari eksplorasi sumber daya alamnya. Akan tetapi, kata dia, Kota Blitar bisa mengeksplorasi sektor-sektor lain seperti kreativitas SDM-nya, jasa, pariwisata, pajak, dan retribusi.
“Alhamdulillah kita punya makam Bung Karno yang sampai hari ini menjadi ikon Kota Blitar. Ribuan orang yang datang ke makam Bung Karno itu potensi ekonomi luar biasa,” imbuh dia.
Muhibin yakin orang yang berkunjung ke makam Bung Karno akan lebih senang jika mereka ditawari spot wisata lain, semisal Istana Gebang, Museum PETA, makam Aryo Blitar, Kebon Rojo, serta destinasi wisata kekinian seperti Blitar Park dan Sumber Udel.
“Ibaratnya, sekali dayung sepuluh pulau terlampaui. Paket komplet lah. Tinggal pemerintah kota harus betul-betul bisa mengelola dan mempromosikan dengan baik,” ungkap dia.
Muhibin juga menjelaskan gagasan yang menurutnya tak kalah penting jika berbicara hubungan pengembangan ekonomi Kota Blitar dengan daerah terdekatnya, yakni Kabupaten Blitar.
Baginya, wilayah Kabupaten Blitar punya potensi sumber daya alam yang komplet mulai dari laut, hutan, perkebunan, peternakan, dan pertanian.
“Di bidang pariwisata, Kabupaten Blitar ini punya destinasi wisata yang banyak. Belum lagi hasil ekonomi lainnya. Blitar terkenal sebagai sentra berbagai jenis hasil pertanian cabai, sayuran, sentra peternakan ayam, telur, yang saat ini sebagai salah satu daerah penyumbang terbesar kebutuhan pangan nasional,” katanya.
Bagi dia, sangat disayangkan jika potensi besar yang dimiliki oleh Kabupaten Blitar itu tidak disambut oleh Kota Blitar.
Menurutnya, Kota Blitar harus menjalin sinergi yang baik dan sama-sama menguntungkan dengan Kabupaten Blitar. Keberadaan wisatawan ataupun orang yang berkunjung ke Kota Blitar perlu dikenalkan dengan tempat wisata dan hasil perekonomian Kota Blitar.
Lebih lanjut, Ibin menjelaskan, pasar-pasar tradisional di Kota Blitar bisa menjadi pasar utama atau pasar grosir hasil pertanian dan peternakan dari Kabupaten Blitar. Kota Blitar juga bisa membuat semacam UMKM Corner yang tujuannya untuk memasarkan hasil ekonomi rumah tangga, ekonomi kreatif, dan hasil produk UMKM lainnya.
“Kita sebenarnya punya PIPP (Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan). Tapi saat ini lebih dikenal sebagai tempat parkir kendaraan wisatawan yang berkunjung ke Makam Bung Karno. Perlu dimaksimalkan lagi fungsi PIPP tersebut,” tegasnya. (asy)