KANIGORO, BlitarRaya.com – Dampak musim kemarau panjang, kekeringan masih terus meluas di Kabupaten Blitar.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Ivong Berttryanto, Senin (2 September 2024), hingga tanggal 2 September hari ini ada 10 desa di 5 kecamatan yang mengalami krisis air sebagai dampak bencana kekeringan di musim kemarau.
“Ada 1.033 kepala keluarga di 10 desa yang kini mengalami krisis air,” ujar Ivong, di sela-sela mendampingi Bupati Rini Syarifah, membagikan bantuan air bersih di Dusun Panggungwinong dan Dusun Wonosuko, Desa Sumberagung, Kecamatan Panggungrejo, Senin siang.
Menurut Ivong, 10 desa yang saat ini mengalami krisis air tersebut yaitu Desa Dawuhan di Kecamatan Kademangan; Desa Ngeni, Desa Wonotirto, dan Desa Pungkalan di Kecamatan Wonotirto; Desa Kaligambir, Desa Kalitengah dan Desa Sumberagung di Kecamatan Panggungrejo; Desa Sumberkembar dan Desa Salamrejo di Kecamatan Binangun; serta Desa Tugurejo di Kecamatan Wates.
Menurut catatan Blitararaya.com, kekeringan dan krisis air ini meluas karena pada dua pekan lalu pendistribusian air bersih baru dilakukan di 6 Desa yaitu di Dusun Kaliandong, Desa Dawuhan; Desa Ngeni; Desa Kaligambir; Dusun Kalisudo dan Dusun Kedungbulus, di Desa Sumberkembar, dan di Desa Tugurejo.
Menurut Ivong, untuk mengatasi krisis air ini pihaknya sejak awal Juli hingga awal September ini telah menyalurkan kurang lebih 228.036 liter atau 43 rit. Atau rata-rata sekitar 12 ribu liter air per hari atau 2 truk tanki. Serta dalam bentuk jerigen.
Bupati Rini Syarifah dalam sambutan pada acara pembagian air bersih di Desa Sumberagung hari ini mengatakan dampak musim kemarau pada tahun ini telah mengakibatkan beberapa krisis, salahsatunya debit air pada sumur warga mengalami penurunan sehingga terjadi krisis air.
“Untuk itu kami akan terus melakukan monitoring di Kabupaten Blitar, terkait dengan pendistribusian air bersih bagi warga di desa yang membutuhkan,” ujar Rini. (hyu)
