Minggu, 24 November 2024 | 04:24 WIB
24.2 C
Blitar

Warga Ilik-Ilik Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak, PUPR: Tanah Bergerak, Butuh Penanganan Khusus

BlitarRaya.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Blitar menyatakan akan melakukan penanganan darurat pada satu ruas jalan rusak yang terletak di Dusun Ilik-Ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Di ruas jalan tersebut, belasan warga melakukan aksi protes pada Minggu (13/10/2024) dengan cara menancapkan sejumlah pohon pisang.

Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Kabupaten Blitar Hamdan Zulfikri Kurniawan mengatakan pihaknya akan melakukan penanganan darurat yang bersifat sementara pada ruas jalan yang mengalami kerusakan parah tersebut.

“Besok (Selasa) kami datangkan alat berat back hoe dan mesin penggilas untuk membuat drainase sementara dan menguruk serta melakukan pengerasan sementara jalan menggunakan sirtu dan lainnya,” ujar Hamdan, Senin (14/10/2024).

Hamdan juga mengatakan bahwa pada hari itu juga, Minggu, pihaknya telah mendatangi lokasi dimana warga melakukan aksi tanam pohon pisang dan melakuka dialog yang juga dihadiri Forkopimcam Kademangan guna menjelaskan masalah di ruas jalan tersebut.

Menurut Hamdan, usai mendapatkan penjelasan dari Dinas PUPR, warga pun bersedia mengakhiri aksi mereka dan mencabut sejumlah pohon pisang yang ditancapkan di ruas jalan tersebut.

Tanah bergerak

Penanganan darurat yang bersifat sementara itu, kata Hamdan, dilakukan karena ruas jalan tersebut merupakan salah satu dari sejumlah titik tanah bergerak yang ada di wilayah Kabupaten Blitar sehingga membutuhkan penanganan khusus yang bersifat permanen.

Menurutnya, titik dimana terjadi kerusakan parah pada ruas jalan Dusun Ilik-Ilik itu, telah teridentifikasi sebagai salah satu titik tanah bergerak setelah tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan kajian lapangan pada April 2022 menyusul terjadinya tanah ambles dan longsor pada bulan Maret 2022.

“Saat ini kondisi jalan memang sudah sangat parah karena tanah labil. Rumah yang ada di sisi jalan sudah turun sampai beberapa meter, tinggi atapnya sudah sejajar dengan permukaan jalan,” ungkapnya, sembari menambahkan bahwa sebanyak 7 rumah di sekitar titik tersebut rusak dan penghuninya kini tinggal di hunian sementara yang disediakan pemerintah.

Hasil kajian PVMBG, ujarnya, merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan penyelidikan bawah tanah sebelum membangun atau memperbaiki infrastruktur jalan di ruas tersebut.

dialog dengan warga ilik ilik
Tim dari Dinas PUPR Kabupaten Blitar berdialog dengan warga yang melakukan aksi tanam pohon pisang di ruas jalan di Dusun Ilik-Ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Minggu (13 Oktober 2024) | Foto: Dok. Dinas PUPR Kabupaten Blitar

Penyelidikan struktur tanah menggunakan teknologi geolistrik oleh konsultan di bawah pengawasan Dinas PUPR pada 2023, ujarnya, mengungkap adanya sumber mata air baru di kedalaman 60 hingga 70 meter di bawah permukaan yang menjadi salah satu sebab tanah menjadi labil.

Hasil studi itu, lanjutnya, telah ditindaklanjuti dengan pembuatan perencanaan DED (detail engineering design) di akhir 2023 untuk penanganan permanen ruas jalan tersebut. Karena nilai pekerjaan untuk penanganan permanen pun tidak kecil, ujarnya, pelaksanaannya tidak dapat serta merta dijalankan.

Kata Hamdan, DED beserta rencana anggaran untuk penanganan ruas jalan Ilik-Ilik telah diajukan ke Bappeda Kabupaten Blitar tahun 2024 dan telah disetujui masuk sistem informasi pemerintah daerah (SIPD) untuk realisasi tahun 2025.

Penanganan permanen itu terdiri dari dua paket pekerjaan, ujarnya, yakni pembuatan talud sepanjang 72 meter dengan konstruksi khusus senilai Rp 4,5 miliar dan saluran drainase senilai sekitar Rp 700 juta.

“Jadi kami tidak tinggal diam. Prosesnya sudah berlangsung lama karena memang membutuhkan penanganan khusus,” tutur Hamdan.

Talud dengan konstruksi khusus di salah satu sisi ruas jalan, terangnya, berfungsi untuk menahan tanah di badan jalan agar tidak mudah longsor atau pun ambles. Sedangkan drainase di sisi lainnya, lanjut Hamdan, berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan dari tebing ke gorong-gorong yang telah ada.

“Drainase ini agar air dari tebing saat musim hujan tidak merembes dan melimpas ke badan jalan sehingga dapat melembekkan tanah jalan,” terangnya.

Penanganan darurat

Ada dua hal yang dikerjakan dalam penanganan darurat, kata Hamdan, yakni pembuatan drainase sementara dan pengurukan serta pengerasan jalan.

Fungsi drainase sementara, lanjutnya, sama dengan fungsi drainase permanen yang akan dikerjakan tahun depan. Hanya saja, drainase sementara jelas tidak dapat bekerja optimal.

“Tapi setidaknya drainase sementara akan mengurangi risiko ambles dan longsor saat musim hujan tiba,” tuturnya.

Sementara pengurukan dan pemadatan jalan, kata Hamdan, ditujukan untuk mengurangi kedalaman amblesan dan permukaan jalan yang jebol.

“Agar truk yang lewat apalagi dengan muatan berat tidak terlalu membahayakan saat lewat, agar tidak terlalu miring,” tuturnya.

Sebelumnya, Minggu (13/10/2024) pagi, belasan warga Ilik-Ilik menanam sejumlah pohon pisang di ruas jalan yang merupakan salah satu jalur utama di Blitar selatan menuju ke wilayah Kabupaten Tulungagung itu sebagai protes atas lambatnya penanganan oleh Pemerintah Kabupaten.

“Ini adalah satu-satunya akses jalan warga. Jadi warga berharap jalan ini segera diperbaiki, supaya akses transportasi dan ekonomi warga berjalan lancar,” ujar Jarni Ardianto, salah satu warga setempat yang turut dalam aksi tanam pohon pisang. (adv/asp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Pilkada 2024 Blitar Raya

Dinamika terkini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 & Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024.

-- advertisement --spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan