KEDIRI, BlitarRaya.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman, hari ini Selasa (15 Juli 2025), melakukan kunjungan kerja sekaligus menghadiri Sarasehan Petani Tebu Nasional, di Desa Jengkol, Kecamatan Plosoklaten, Kediri.
Acara sarasehan dilaksanakan di bawah tenda besar seluas lebih 1 hektar di tengah-tengah perkebunan yang dikelola MKSO Kebun Dhoho, sebuah unit kerja sama operasional antara perusahaan gula plat Merah PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan PTPN I yang terletak di Desa Jengkol, Kecamatan Plosoklaten.
Dalam sambutannya di hadapan 5.000 petani tebu dari seluruh Indonesia, Amran menyatakan pemerintah pusat saat ini sedang fokus untuk mempercepat swasembada pangan. Terutama untuk komoditas strategis seperti beras, jagung, dan gula.
Amran juga menegaskan keinginan Presiden Prabowo Subianto bahwa kejayaan tebu nasional harus dikembalikan seperti dulu dengan kerja sama seluruh pihak, termasuk petani tebu, PTPN, pabrik gula, dan kementerian.
“Dulu sebelum merdeka kita adalah produsen gula nomor dua di dunia. Produktivitas kita mencapai 14 ton per hektare. Sekarang tinggal 4 ton. Ini yang harus kita bangkitkan lagi secara bersama-sama,” ujarnya disambut tepuk tangan.

Mentan berharap dengan dukungan kebijakan dan anggaran besar dari pusat, serta kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan petani, diharapkan sektor tebu di seluruh Indonesia dapat kembali berjaya dan kembali menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Menteri pertanian yang mengaku pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik gula di Sulawesi selama 15 tahun ini berharap, target swasembada gula diharapkan bisa dicapai sekira 3 tahun lagi, atau pada 2027.
Sebagai bukti komitmennya untuk memajukan industri tebu dan gula nasional, dalam kesempatan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Mentan Amran Sulaiman juga menyatakan telah melakukan revisi anggaran Kementan untuk pabrik gula.
“Nanti Pak Dirut SGN (Sinergi Gula Nusantara) dapat 200 miliar untuk petani plasma. Kami sudah tanda tangani tadi pagi. (dan sudah kami) Kirim ke Menteri Keuangan dan Presiden. Kalau itu jadi, saya kira tebu, gula ini meningkat,” ujar Amran.
Acara sarasehan juga dihadiri sejumlah pejabat di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Direktur PT SGN Mahmudi dan jajaran, sejumlah pejabat dari Forkompimda Kabupaten Kediri, Satgas Pangan Kementan, dan General Manager MKSO Kebun Dhoho PT SGN Sri Pratomo dan tim sebagai tuan rumah.
Dalam acara sarasehan, Mentan Amran juga berkesempatan menyerahkan bantuan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada sejumlah petani, dan menjelaskan sejumlah kemudahan baru dalam kredit usaha petani tebu saat ini, diantaranya bunga 6 persen dan meminjam kredit dengan menggunakan nama yang sama berulangkali.
Dalam sesi dialog dengan petani, terungkap masalah pupuk masih menjadi salah satu kendala utama para petani untuk meningkatkan produktifitasnya. Dalam sesi ini Mentan Amran juga mengajak sejumlah pejabat lain untuk diminta lebih kuat dalam upaya menyelesaikan masalah pupuk ini.

“Target kita tiga tahun ke depan, Indonesia sudah bisa swasembada gula. Tidak ada lagi cerita petani susah pupuk, bibit, atau kredit bunga tinggi,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Dalam sesi dialog, Mentan Amran juga membagikan nomor kontaknya yang membuka peluang para petani untuk menyampaikan masalah-masalahnya secara langsung berkaitan dengan program swasembada gula.
Sejumlah petani yang hadir menyatakan senang dan cukup puas dengan acara sarasehan petani tebu nasional yang baru pertama kali digelar dan berlangsung interaktif ini.
Kusnan (61 tahun) petani tebu asal Asembagus, Kecamatan Asembagus, Situbondo, merasa senang bisa hadir dalam acara ini. Kusnan datang dengan tiga bus bersama sekira 160 petani lain yang dikoordinatori oleh Pabrik Gula Asembagus, Situbondo.
“Semoga ada kemajuan bagi kami petani tebu, terutama soal ketersediaan pupuk,” ujarnya. Kusnan mengaku dia hanya seorang petani penggarap saja dari sejumlah petani lain yang punya lahan di desanya. Menggarap lahan sekira 0,25 hektar dia mengaku lahannya baru menghasilkan 150 kwintal tebu setiap panen.
Demikian juga Sukimin (62 tahun), petani tebu dari Desa Banjarrejo, Magetan, merasa senang bisa menghadiri acara sarasehan petani tebu ini. Sukimin hadir bersama teman-temannya dalam dua bus yang dikoordinir Pabrik Gula Rejosari, Magetan.
Selain petani tebu dari wilayah-wilayah di Jawa Timur, peserta sarasehan juga hadir rombongan petani tebu dari Lampung, Makassar, dan Tegal.

Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, dalam kata sambutan mengatakan bahwa PT SGN memiliki komitmen untuk terus memperbaiki kinerja pabrik-pabrik gula di bawah naungan SGB.
“Dari 36 pabrik gula dibawah manajemen SGN saat ini, kami akan terus hadir dan berkolaborasi dengan petani agar sektor ini bangkit bersama,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dalam sambutan mengungkapkan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar produksi gula nasional. Dengan lebih dari separuh produksi gula nasional dihasilkan dari provinsi ini. Sehingga Jawa Timur memiliki peran strategis dalam upaya swasembada gula nasional yang digagas pemerintah saat ini.
Gubernur Khofifah, menurut Emil, juga telah menetapkan industri gula sebagai bagian dari kebijakan strategis melalui Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peningkatan Rendeman dan Hablur Tanaman Tebu. (Hyu)